Bentrok Dimulai, Netanyahu Sekak Tentara Israel yang Akui Hamas Tak Bisa Dihancurkan
Juru bicara IDF mengatakan Hamas tidak dapat dihancurkan, memicu balasan menohok dari Netanyahu: 'Itulah tujuan perang Gaza'
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
“Tidak ada keraguan bahwa pemerintahan alternatif selain Hamas akan menciptakan tekanan terhadap Hamas, tapi itu adalah pertanyaan bagi eselon politik (di Tel Aviv),” katanya saat itu.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah mendesak Netanyahu untuk memajukan rencana tata kelola Gaza pascaperang.
Gallant juga memperingatkan pada Mei bahwa kegagalan untuk menemukan pengganti Hamas akan melemahkan pencapaian militer Israel karena kelompok perlawanan tersebut akan mampu berkumpul kembali dan menegaskan kembali kendali atas daerah kantong tersebut.
Baca juga: 3 Hal di Balik Remuknya Israel di Jabalia: IDF Salahkan Politisi, Qassam Kini Kuasai Jurus Hizbullah
Selain itu, Gallant meminta Netanyahu untuk mengenyampingkan gagasan pemerintahan militer dan sipil Israel di Gaza setelah berakhirnya perang yang dipicu oleh serangan gencar Hamas pada 7 Oktober, sebagaimana didukung oleh beberapa anggota sayap kanan koalisi Netanyahu.
Laporan televisi mengatakan Kepala Staf IDF Herzi Halevi dan kepala Shin Bet Ronen Bar juga baru-baru ini berselisih dengan Netanyahu mengenai perencanaan strategis, sementara pemimpin Persatuan Nasional Benny Gantz mengundurkan diri pekan lalu dari pemerintahan darurat perang setelah perdana menteri menolak untuk menyampaikan rencana pascaperang oleh Israel.
Militer IDF Kian Jelas Membangkang ke Netanyahu
Tanda-tanda perselisihan lainnya baru-baru ini antara militer dan Netanyahu memang makin jelas di publik.
Perpecahan itu termasuk mengenai “jeda taktis” dalam pertempuran di sepanjang jalan di Gaza selatan yang dikritik Netanyahu.
IDF mengatakan tindakan tersebut sejalan dengan instruksi perdana menteri untuk meningkatkan jumlah bantuan yang memasuki Jalur Gaza.
“Untuk mencapai tujuan menghancurkan kemampuan Hamas, saya harus membuat keputusan yang tidak selalu diterima oleh para pemimpin militer,” tegas Netanyahu dalam rapat kabinet hari Minggu.
Dia juga menyerang IDF dengan mengatakan “kita punya negara dengan tentara, bukan tentara dengan negara,” yang merupakan kebalikan dari sindiran tentang Prusia.
Putra tertua Netanyahu, Yair, dalam beberapa hari terakhir juga semakin mengecam para pemimpin militer, menyalahkan mereka atas pembantaian 7 Oktober yang, tidak seperti petinggi pertahanan, perdana menteri telah berulang kali menolak untuk mengakui tanggung jawabnya.
Tentara IDF Kelelahan Tapi Tetap Dipaksa Perang
Pakar militer dan strategis asal Yordania, Nidal Abu Zaid memberikan analisisnya terkait pengumuman dari tentara Israel (IDF) soal jeda pertempuran selama beberapa jam setiap hari untuk memperlancar pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Dia melihat, hal ini sebagai bentuk nyata kelelahan tentara IDF yang bertempur di Gaza tetapi tetap diminta untuk melanjutkan perang oleh Tel Aviv melalui keputusan politis Netanyahu.
Secara teknis, jeda pertempuran harian diumumkan IDF berlaku mulai pukul jam 8 pagi hingga jam 7 malam waktu setempat, dari Penyeberangan Kerem Shalom ke Jalan Salah al-Din dan lanjut ke utara.
Baca juga: Pakar Militer: IDF Mundur dari Rafah Karena Divisi Lapis Baja Jebol, Israel Membual Gempur Hizbullah