Israel Resmikan David Passage di Perbatasan Gaza-Mesir, Hamas: Pengusiran Sistematis Warga Palestina
David Passage ini seolah-olah menggantikan titik penyeberangan perbatasan Karam Abu Salem (Kerem Shalom) saat Israel tak juga membuka Rafah Crossing
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mereka juga memperingatkan akan adanya peningkatan korban jiwa akibat kelaparan.
Selain itu, para kritikus menyoroti bahwa dermaga apung Amerika, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai solusi untuk meringankan krisis kelaparan, telah gagal memberikan bantuan yang memadai, khususnya di Gaza utara.
Sebaliknya, dermaga apung itu justru digunakan kembali untuk operasi militer dan keamanan.
Baca juga: Jenderal Mesir Soal Pelabuhan Gaza: Sampulnya Kemanusiaan, Dalamnya Penuh Intrik Kotor AS-Israel
Kairo Bantah Koordinasi dengan AS Soal Warga Bisa Tinggalkan Gaza
Dalam konteks penutupan titik penyeberangan di perbatasan, Kementerian luar negeri Mesir membantah sedang melakukan pengaturan dengan Amerika Serikat (AS) untuk menyiapkan daftar nama pasien dan pelajar Palestina yang ingin meninggalkan Jalur Gaza.
Kabar ini terkait kabar kalau Israel segera mengizinkan warga Palestina yang terluka untuk mendapatkan pengobatan di luar negeri, termasuk di Mesir lewat jalur penyeberangan Kerem Shalom setelah melalui sejumlah pemeriksaan.
Juru bicara kementerian Ahmed Abu Zeid melontarkan bantahan tersebut dalam sebuah postingan di X (sebelumnya twitter).
Baca juga: 3 Poin Rapat IDF-AS-Mesir: Kairo Kirim Pasukan ke Gaza, Setop Perang Bahkan Jika Netanyahu Tak Mau
Bantahan ini dibarengi sikap Mesir yang kian kesal mengingat berlanjutnya penutupan Penyeberangan Rafah sejak tentara Israel mengambil alih wilayah perbatasan sisi Palestina pada 7 Mei.
Abu Zeid mengatakan klaim yang beredar di media sosial tentang panggilan telepon antara menteri luar negeri Mesir dan AS mengenai masalah tersebut “sama sekali tidak berdasar”.
Dia bersikeras bahwa, “Tidak ada kontak yang terjadi, dan tidak benar adanya pengaturan semacam ini.”
Perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza adalah satu-satunya jalan keluar bagi pasien dan pelajar Palestina sebelum ditutup oleh serangan Israel di kota Rafah, yang dipenuhi pengungsi Palestina.
Sebelumnya pada Senin, saluran berita Al-Qahera mengutip sumber tingkat tinggi yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, “Mesir menegaskan kembali penolakannya terhadap operasi penyeberangan Rafah di hadapan pendudukan Israel.”
Kantor media pemerintah di Jalur Gaza menuduh tentara Israel “tidak mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza kecuali dalam jumlah yang sangat terbatas sejak pendudukan mereka di penyeberangan Rafah.”
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, juga mencatat pada Senin bahwa mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza menjadi hampir mustahil di tengah peringatan internasional akan terjadinya kelaparan pada pertengahan Juli.
Tetap Kuasai Penyeberangan Rafah, Siasat Izinkan Warga Palestina Berobat