Surat Penangkapan ICC Atas Dua Jenderal Rusia Disambut Baik, Moskow: Putusan 'Omong Kosong'
Adapun dua pejabat tinggi Rusia itu adalah Sergei Shoigu, mantan menteri pertahanan Rusia, dan jenderal terkemuka Rusia Valery Gerasimov
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyambut baik langkah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas terbitnya surat perintah penangkapan terhadap 2 tokoh militer Rusia.
Adapun dua pejabat tinggi Rusia itu adalah Sergei Shoigu, mantan menteri pertahanan Rusia, dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersentara Rusia Jenderal Valery Gerasimov, sebagaimana dikutip dari Anadolu.
"Kami mendukung berbagai penyelidikan internasional terhadap kekejaman Rusia di Ukraina, termasuk yang dilakukan oleh ICC," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.
Baca juga: Rusia Mata-Matai Kapal Selam Israel yang Sedang Jalani Uji Pelayaran
"Kami telah menjelaskan ada kekejaman yang dilakukan pasukan Rusia dalam invasi ilegal mereka ke Ukraina, Oleh karenanya harus ada akuntabilitas untuk kekejaman tersebut, mereka harus diadili" imbuh Miller.
Surat penangkapan ICC atas Shoigu dan Gerasimov dirilis bukan tanpa alasan, keduanya mendapat surat perintah penangkapan dari pengadilan yang berbasis di Den Haag karena dicurigai melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan selama invasi Rusia ke Ukraina.
Tak hanya itu keduanya juga dituding menjadi sosok yang bertanggung jawab atas serangan rudal yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia terhadap infrastruktur listrik Ukraina antara 10 Oktober 2022 dan 9 Maret 2023. Hingga mengakibatkan kerugian tidak disengaja yang berlebihan bagi perekonomian Ukraina.
Alasan tersebut yang mendorong ICC untuk mengeluarkan surat penangkapan pada Sergei Shoigu dan Valery Gerasimov. Setelah tahun lalu ICC mendakwa Presiden Rusia Vladimir Putin, atas deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.
"Dua surat perintah penangkapan dikeluarkan setelah aplikasi diajukan oleh Penuntutan. Pra-Peradilan Kamar II mempertimbangkan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa dua tersangka bertanggung jawab atas serangan rudal yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia terhadap infrastruktur listrik Ukraina dari setidaknya 10 Oktober 2022 hingga setidaknya 9 Maret 2023," kata pernyataan tersebut.
Sambutan baik juga dilontarkan oleh Presiden Volodymyr Zelensky, ia berharap melihat dua petinggi Rusia dipenjara dan menantikan surat perintah penahanan lainnya.
"Saya menyambut baik surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional hari ini untuk dua tokoh kunci dalam kepemimpinan militer Rusia. Serangan rudal dan pesawat tak berawak yang biadab ini terus membunuh orang dan menyebabkan kerusakan di seluruh Ukraina," tulis Presiden Zelensky di X.
Baca juga: Jet Tempur MiG-31 Rusia Dilaporkan Tembak Drone Global Hawk di Laut Hitam, AS Langsung Membantah
Rusia Sebut Putusan ICC Omong Kosong
Tahun lalu, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan Komisaris Hak Anak Rusia Maria Lvova-Belova atas tuduhan dugaan deportasi ilegal terhadap anak-anak Ukraina.
Putin mengatakan para pejabat Rusia bertindak sesuai hukum ketika mereka memindahkan anak-anak dari wilayah konflik untuk menyelamatkan nyawa dan kesehatan mereka, dan tidak pernah menentang reunifikasi anak-anak tersebut dengan keluarga mereka.
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, pengadilan tersebut “gagal memenuhi harapan dan tidak menjadi badan peradilan internasional yang benar-benar independen.”
Merespon surat penangkapan yang dirilis ICC, Dewan Keamanan Rusia mengatakan tindakan pengadilan tersebut adalah omong kosong lantaran Rusia bukan anggota pengadilan, oleh sebab itu Rusia tidak akan mengakui yurisdiksi ICC dan menolak menyerahkan tersangka.
“Ini hanya sekedar angin sepoi-sepoi, karena yurisdiksi ICC tidak mencakup Rusia, dan hal ini dilakukan sebagai bagian dari perang hibrida Barat melawan negara kita,” kantor berita Rusia, TASS.