PM Belanda Mark Rutte Terpilih jadi Sekjen NATO, Gantikan Jens Stoltenberg
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte yang akan habis masa jabatannya telah terpilih sebagai Sekretaris Jenderal NATO pada hari Rabu (26/6/2024).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte yang akan habis masa jabatannya, telah terpilih sebagai Sekretaris Jenderal NATO pada hari Rabu (26/6/2024).
Rutte dipilih oleh 32 negara anggota NATO dalam pertemuan di markas besar di Brussles.
Rutte berjanji dirinya akan bertanggung jawab penuh untuk NATO.
"Aliansi ini dan akan tetap menjadi landasan keamanan kolektif kita. Memimpin organisasi ini adalah tanggung jawab yang tidak saya anggap enten," tulisnya di X, dikutip dari Sky News.
Dengan terpilihnya Rutte sebagai sekjen NATO, maka akan menggantikan jabatan Jens Stoltenberg dari Norwegia.
Stoltenberg telah menjabat sebagai sekjen NATO selama lebih dari satu dekade dan memilih mengundurkan diri.
Mandatnya sempat diperpanjang beberapa kali, sebagian untuk memberikan keberlanjutan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022.
Stoltenberg juga menyambut baik terpilihnya Rutte sebagai Sekjen NATO.
“Saya dengan hangat menyambut pilihan Mark Rutte sebagai pengganti saya oleh sekutu NATO,” kata Stoltenberg, dikutip dari AP News.
Ia memuji Rutte dengan mengatakan PM Belanda ini seorang pemimpin yang kuat.
“Mark adalah seorang trans-Atlantik sejati, pemimpin yang kuat, dan pembangun konsensus. Saya berharap dia sukses seiring kita terus memperkuat NATO untuk menghadapi tantangan hari ini dan masa depan. Saya tahu saya akan meninggalkan NATO di tangan yang tepat,” tambahnya.
Sebagai informasi, Rutte telah mengundurkan diri dari politik Belanda.
Baca juga: Sosok Liberal Mark Rutte Bakal Pimpin NATO
Sebelumnya, ia telah menjabat sebagai PM Belanda selama 14 tahun.
Nantinya Rutte akan memulai tugas barunya sebagai Sekjen NATO pada 1 Oktober 2024.
Rutte telah mengatakan niatnya untuk menjabat sebagai Sekjen NATO pada tahun lalu.
Saat pengajuan, ia mendapat dukungan dari negara-negara penting termasuk Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman.
Namun sayangnya, ia harus menghadapi berbagai kendala.
Terutama dari negara-negara Eropa Timur, yang berpendapat bahwa jabatan tersebut harus diberikan kepada seseorang dari wilayah mereka untuk pertama kalinya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Mark Rutte, NATO dan Jens Stoltenberg