Israel Hitung Dampak Kerusakan Serangan Hizbullah di Utara, Galilea Atas Bakal Jadi Kota Mati
Menurut Direktorat Northern Horizon Israel, hingga tanggal 23 Juni, terdapat laporan 1.016 unit rumah rusak di Utara sejak awal perang Gaza.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan menyebut, terlepas dari semua tindakan di atas, Israel Hayom berpendapat bahwa tindakan pemerintahan Israel tersebut masih belum memuaskan para pemukim di Utara.
Terlebih, masih ada pertanyaan penting bagi pemukim Israel di Utara, apakah mereka akan kembali ke rumah mereka ketika situasi keamanan sudah stabil.
Outlet tersebut mencatat bahwa para pemukim ini mengungsi ke tempat lain, mendaftarkan anak-anak mereka ke lingkungan pendidikan yang berbeda, dan merasakan kehidupan yang nyaman di daerah-daerah lain yang diduduki, sehingga mengurangi kemungkinan banyak orang untuk kembali.
Lebih lanjut, Israel Hayom menunjukkan bahwa ketika perang di Utara berakhir, yang saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir, diperlukan sebuah program untuk mendorong warga Israel kembali ke pemukiman di utara.
Upaya itu mencakup pemberian tunjangan perumahan jangka panjang, peningkatan infrastruktur, pengaspalan jalan, penciptaan lapangan kerja, hingga pendirian lembaga pendidikan tinggi.
Di bagian lain, surat kabar tersebut memperingatkan bahwa jika pemerintah Israel tidak mengambil tindakan seperti itu, Upper al-Jalil mungkin akan tetap ditinggalkan selama bertahun-tahun yang akan datang.
Warga Asing Eksodus dari Lebanon
Di sisi lain, warga asing di Lebanon mulai khawatir dengan ancaman Israel yang akan menyerang wilayah Lebanon sebagai balasan atas serangan Hizbullah ke wilayah negeri Yahudi tersebut.
Pemerintah Kanada melakukan evakuasi terhadap 45.000 warganya yang ada di negara sebelah utara Israel tersebut karena adanya kekhawatiran peperangan Meletus.
Sementara Kuwait menyusul, mengevakuasi massal masyarakatnya yang tinggal di Lebanon, Senin (24/6/2024).
Baca juga: Ancaman Mengerikan bagi Israel: Hizbullah Akan Tembakkan Setengah Juta Rudal jika Perang Meletus
Dalam laman sosial medianya Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly mendesak 45.000 warga negaranya untuk segera mengevakuasi dari Lebanon, hal ini lantaran makin memanasnya perang antara Hizbullah dan Israel.
Tidak jelas apakah rencana serupa juga dibuat untuk sekitar 35.000 warga Kanada yang tinggal di Israel. Namun Mélanie Joly mengatakan Ottawa telah mengirim pasukan militer ke wilayah Lebanon sebagai persiapan untuk evakuasi tersebut.
“Ottawa telah mengirim pasukan militer ke wilayah Lebanon sebagai persiapan untuk evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan,” ujar Joly mengutip Times Of Israel.
Di sisi lain pasca militan Hizbullah melakukan serangan brutal ke wilayah Israel Utara , pemerintahan Tel Aviv melaporkan bahwa 60.000 penduduk Israel dilaporkan kabur dari wilayah tempat tinggalnya untuk mengevakuasi diri dari perbatasan utara Lebanon.
Evakuasi Warga Kuwait
Untuk mempercepat proses evakuasi, Kementerian Luar Negeri Kuwait memerintahkan maskapai penerbangan Kuwait Airways sejak akhir pekan kemarin memulai proses evakuasi warga Kuwait yang terjebak di Lebanon.