Media Inggris: AS Pertimbangkan Tranfer Sistem Rudal Patriot Israel ke Ukraina
Laporan Financial Times sebut kalau Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan tranfer Sistem Rudal Patriot Israel ke Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati

TRIBUNNEWS.COM - Media Inggris, Financial Times merilis laporan yang menyebutkan, jika Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan tranfer Sistem Rudal Patriot Israel ke Ukraina pada Kamis (27/6/2024).
Dikatakan Gedung Putih saat ini tengah mendiskusikan rencana ini dengan para pejabat Israel dan Ukraina.
"Pejabat senior dari AS, Israel, dan Ukraina melakukan pembicaraan mengenai usulan tersebut, meski belum final," urai laporan FT.
Dalam laporannya, Financial Times mengutip lima sumber yang mengetahui negosiasi tersebut.
Berdasarkan perjanjian yang sedang dibahas, Sistem Rudal Patriot pertama akan ditransfer dari Israel ke AS, sebelum akhirnya dikirim ke Ukraina.
Pada bulan April, Israel mengumumkan rencananya untuk menghentikan delapan baterai rudal Patriot miliknya dan menggantinya dengan sistem yang lebih canggih.
Potensi pemindahan ini merupakan bagian dari penyesuaian strategis Israel dalam kemampuan keamanannya.
Pada tanggal 19 Juni kemarin, Kantor Anggaran Kongres (CBO) merevisi proyeksinya yang memperkirakan peningkatan utang nasional AS sebesar 27 persen untuk tahun fiskal 2024 dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Peningkatan defisit anggaran federal AS sebagian disebabkan oleh undang-undang yang baru disahkan, termasuk paket keamanan yang disebut sebagai bantuan untuk Ukraina, Israel, dan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.
Dukungan AS tak ada habisnya
Sejak awal krisis di Ukraina, AS telah memberikan bantuan keamanan lebih dari $52 miliar untuk mendukung Ukraina.
Baca juga: Ukraina Salip Antrean Pemesanan Rudal Patriot AS, Joe Biden Akan Mengirim Beberapa Minggu Lagi
Sementara itu, AS telah memasok pasokan militer ke Israel senilai lebih dari $6,5 miliar sejak awal perang di Gaza pada Oktober lalu, termasuk hampir $3 miliar yang disetujui pada bulan Mei.
Pada tanggal 23 Juni, Jenderal Cadangan Israel Itzhak Brik mengungkapkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak tawaran dari Ukraina untuk menerima bantuan dalam menghadapi ancaman drone yang diluncurkan dari Lebanon.
Brik menyebutkan bahwa Kyiv menawari Tel Aviv informasi yang dapat membantunya dalam menangani ancaman pesawat tak berawak.
Ukraina juga mengundang tentara Israel untuk belajar dari pasukan Ukraina tentang penanganan pesawat tak berawak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.