Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Negara Terbitkan Travel Warning ke Lebanon, Takut Warganya Jadi Korban Perang Israel-Hizbullah

Setidaknya ada lima negara dan tujuh lainnya yang meminta warganya agar tak pergi ke Lebanon, dan mereka yang ada di negara itu, segera pergi.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in 5 Negara Terbitkan Travel Warning ke Lebanon, Takut Warganya Jadi Korban Perang Israel-Hizbullah
khaberni/HO
Rudal jarak jauh yang diluncurkan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah. Israel menyatakan kesiapan pasukannya untuk masuk menyerbu ke Lebanon guna memadamkan serangan Hizbullah - Setidaknya ada lima negara dan tujuh lainnya yang meminta warganya agar tak pergi ke Lebanon di tengah kekhawatiran perang Israel-Hizbullah. 

TRIBUNNEWS - Setidaknya ada lima negara yang menerbitkan travel warning bagi negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon saat ini.

Aturan itu dibuat di tengah meningkatnya perang antara Israel dan kelompok Lebanon, Hizbullah.

Sejak awal Juni 2024, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut mengimbau warga Amerika di Lebanon untuk menghindari perjalanan ke daerah sepanjang perbatasan di Israel dan Suriah.

Lalu, Inggris pada Rabu (26/6/2024), memerintahkan secara tegas kepada warganya untuk tidak pergi ke Lebanon.

"Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO) menyarankan agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko terkait konflik Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina," kata FCDO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Rudakov, mendesak Moskow untuk menunggu sampai situasi di Lebanon tenang.

Rudakov juga menekankan, "saat ini tidak ada alasan untuk panik," sambil menambahkan misi diplomatik terus dijalankan.

BERITA REKOMENDASI

Pihaknya, lanjut Rudakov, juga mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk kepentingan staf Dubes dan warganya di Lebanon.

Sementara, Kementerian Luar Negeri Irlandia juga memerintahkan agar semua perjalanan ke wilayah tertentu di Lebanon, tidak dilakukan.

Irlandia juga mendesak warganya yang ada di Lebanon untuk ekstra waspada.

Yordania pada Jumat (28/6/2024), menyarankan secara tegas pada warganya supaya tidak melakukan perjalanan ke Lebanon.

Baca juga: 5 Situs di Israel Diserang Drone dan Roket Hizbullah, Termasuk Markas Besar Batalyon Sahel

Selain lima negara di atas, tujuh negara lainnya mendesak warganya yang di Lebanon, untuk segera pergi keluar negara tersebut.

Kedutaan Besar Saudi di Beirut, Sabtu (29/6/2024), mendesak warganya yang saat ini ada di Lebanon "untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon."

Mereka menekankan pentingnya bagi warga "untuk tetap berhubungan dengan Kedutaan jika terjadi keadaan darurat."

Australia pada Jumat, "sangat menyarankan" warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon, dengan alasan situasi keamanan yang sangat tidak stabil.

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, juga memerintahkan warga Australia di Lebanon, segera pergi selagi penerbangan komersial masih tersedia.

Kementerian Luar Negeri Belanda lewat cuitan di X, mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan mereka yang tinggal di sana untuk pergi karena penerbangan komersial masih beroperasi.

Kementerian Luar Negeri Jerman juga mengeluarkan peringatan perjalanan dan meminta warganya di Lebanon untuk meninggalkan negara tersebut, dengan menekankan "situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang."

Pemerintah Kanada juga mendesak warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

"Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri adalah prioritas utama Kanada," kata Menteri Luar Negeri, Melanie Joly, dalam pernyataannya.

Baca juga: Hasil Survei: Banyak Warga Israel Ingin Netanyahu Mundur, Takut Perjanjian soal Sandera Disabotase

Makedonia Utara juga meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin karena situasi keamanan yang memburuk di sana.

Peringatan tersebut muncul setelah Kuwait mendesak warganya pada 22 Juni untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan mereka yang berada di negara tersebut harus meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin "mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut."

Iran Peringatkan Israel

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan suaranya untuk pemilihan presiden cepat di Imam Khomeini Husseiniya di Teheran, Iran pada 28 Juni 2024. Kantor Pers Pemimpin Iran/Handout / Anadolu
Kantor Pers Pemimpin Iran / Tangan / ANADOLU / Anadolu melalui AFP
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan suaranya untuk pemilihan presiden cepat di Imam Khomeini Husseiniya di Teheran, Iran pada 28 Juni 2024.  (Kantor Pers Pemimpin Iran / Tangan / ANADOLU / Anadolu melalui AFP)

Di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah, Iran memberikan peringatan untuk Tel Aviv.

Iran mengatakan "agresi skala penuh di Lebanon akan mengarah pada perang yang menghancurkan."

"Semua opsi, (termasuk) keterlibatan penuh Front Perlawanan, jadi taruhannya," lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera.

Mereka menyebut ancaman Israel untuk menyerang Hizbullah di Lebanon sebagai "perang psikologis" dan "propaganda".

Perbatasan antara kedua negara telah menjadi saksi baku tembak setiap hari antara pasukan Israel dan Hizbullah sejak konflik di Gaza pecah pada 7 Oktober.

Kekhawatiran akan perang besar-besaran meningkat bulan ini setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel sedang mempersiapkan "operasi yang sangat menegangkan" di perbatasan dengan Lebanon.

Pasukan Israel melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon selatan, kata juru bicara militer Israel pada Sabtu pagi.

"Dalam beberapa jam terakhir, pesawat tempur menyerang beberapa sasaran Hizbullah, termasuk situs militer organisasi tersebut di wilayah Zabqin, dua lokasi infrastruktur operasional di wilayah Khiam, dan sebuah gedung Hizbullah di wilayah al-Adissa," menurut militer Israel kepada surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan negaranya tidak ingin berperang melawan Hizbullah, namun tentaranya siap untuk itu.

"Kami sedang mengupayakan solusi politik. Itu selalu merupakan pilihan yang lebih baik," kata Gallant saat berkunjung ke pasukan di dekat perbatasan utara Israel dengan Lebanon pada Jumat

Gallant mengatakan minggu ini di AS, Israel "bersiap untuk setiap skenario."

"Hizbullah memahami betul bahwa kita dapat menimbulkan kerusakan besar di Lebanon jika perang dilancarkan," katanya di Washington DC.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengancam akan melancarkan perang "tanpa batasan dan tanpa aturan" jika terjadi serangan besar-besaran Israel terhadap Lebanon.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas