Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Israel: IDF Gempur Hizbullah pada Paruh Kedua Juli, Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon

Menurut Bild Jerman, Israel berencana memulai operasi ofensif di Lebanon pada paruh kedua bulan Juli.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Media Israel: IDF Gempur Hizbullah pada Paruh Kedua Juli, Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
tangkap layar twitter
Serangan udara pesawat-pesawat tempur Israel, menargetkan sejumlah pinggiran kota Bekaa Timur, terutama Nabi Sheet, Taibe, Al-Khariba, dan Brital, Lebanon Selatan. Suara bom serangan Israel ini terdengar di seluruh penjuru Kegubernuran Baalbek dan Hermel. Serangan ini menjadi balasan atas ledakan drone Hizbullah di Pangkalan Udara Israel di Galilea Bawah, Kamis (16/5/2024). 

Media Israel: IDF Gempur Total Hizbullah pada Paruh Kedua Juli, Arab Saudi Minta Warga Negaranya Tinggalkan Lebanon

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengklaim akan memulai operasi ofensif di Lebanon pada paruh kedua bulan Juli, kecuali Hizbullah menghentikan serangan-serangannya ke wilayah pendudukan, Bild Jerman melaporkan pada Senin (1/7/2024), mengutip sumber-sumber diplomatik.

Kelompok Perlawanan Lebanon, Hizbullah, telah berulang kali mengatakan kalau mereka tidak akan menghentikan serangannya kecuali Israel mengakhiri agresi genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Baca juga: Hari yang Berat Bagi Tentara Israel, IDF Tumbang di Rafah, Tewas di Tulkarm, Hancur di Golan

Lebanon dan Israel telah berperang sejak 8 Oktober, menyusul operasi Banjir Al Aqsa dan pemboman intensif pasukan pendudukan di Gaza, yang menyebabkan Hizbullah meluncurkan front dukungan bagi rakyat Palestina.

Terlepas dari dukungan Amerika Serikat terhadap Israel, pemerintahan Biden dengan tegas mendesak pasukan pendudukan untuk tidak berperang dengan Lebanon, karena hal itu akan menjadi bencana besar bagi kedua belah pihak dan berpotensi memicu perang regional.

Baca juga: Eks-Mossad: Israel Lumpuh Jika Perang Total Lawan Hizbullah, Tel Aviv Terbakar Seperti Kiryat Shmona

Asap mengepul di desa Khiam di Lebanon selatan oleh serangan Israel, Sabtu, 8 Juni 2024.
Asap mengepul di desa Khiam di Lebanon selatan oleh serangan Israel, Sabtu, 8 Juni 2024. (AFP/Jordan Times)

Tujuh Kedutaan Minta Warganya Tinggalkan Lebanon

Di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang skala penuh antara “Israel” dan Lebanon, tujuh negara telah mendesak warganya untuk mengungsi dari Lebanon.

Sementara, lima negara lainnya memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon saat ini.

BERITA REKOMENDASI

Warga negara Arab Saudi yang saat ini berada di Lebanon diminta oleh Kedutaan Besar Saudi di Beirut pada hari Sabtu "untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon" dan diingatkan untuk "tetap berhubungan dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat."

Australia "sangat menyarankan" warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke wilayah tersebut, dan mendorong warga yang sudah berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut ketika pesawat komersial masih beroperasi.

Kementerian Luar Negeri Belanda menyarankan masyarakatnya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon dan melakukan evakuasi melalui maskapai penerbangan komersial yang tersedia.

Kementerian Luar Negeri Jerman menekankan bahwa “situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang” dan meminta warganya yang tinggal di Lebanon untuk kembali ke rumah mereka.

Pemerintah Kanada juga meminta warganya yang tinggal di Lebanon untuk kembali ke rumah, sebagaimana pernyataan Menteri Luar Negeri Melanie Joly mengatakan, "Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri adalah prioritas utama Kanada".

Makedonia Utara juga meminta agar warga negaranya mengungsi sesegera mungkin, sementara Kuwait meminta warganya untuk segera pergi “mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut.”

Rudal jarak jauh yang diluncurkan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah. Israel menyatakan kesiapan pasukannya untuk masuk menyerbu ke Lebanon guna memadamkan serangan Hizbullah,
Rudal jarak jauh yang diluncurkan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah. Israel menyatakan kesiapan pasukannya untuk masuk menyerbu ke Lebanon guna memadamkan serangan Hizbullah, (khaberni/HO)

AS: Perang Skala Besar di Depan Mata

Amerika Serikat memprediksi perang antara Hizbullah Lebanon Vs Israel sudah di depan mata.

Intelijen AS mengindikasikan bahwa serangan besar-besaran yang dilakukan kedua belah pihak, dapat menjadi katalisator perang.

"Kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu singkat," kata para pejabat AS kepada Politico, mengutip Palestine Chronicle.

Intelijen AS juga memprediksi bahwa konfrontasi skala besar antara Israel dan Hizbullah kemungkinan akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan.

Namun mereka menggaris bawahi, hal itu dapat terjadi jika kesepakatan gencatan senjata tidak tercapai di Gaza.

Laporan tersebut mengatakan para pejabat AS berusaha meyakinkan kedua belah pihak untuk melakukan deeskalasi.

Dan bahwa upaya AS tersebut disebut akan jauh lebih mudah dengan adanya gencatan senjata di Gaza.

Namun, para pejabat AS tidak yakin bahwa Israel dan gerakan Perlawanan Palestina Hamas akan menyetujui proposal saat ini dalam waktu dekat.

Menurut dua pejabat senior AS yang mendapat penjelasan dari intelijennya, militer Israel dan Hizbullah telah menyusun rencana pertempuran dan berusaha mendapatkan lebih banyak amunisi.

Mereka mencatat bahwa Israel berusaha membangun kembali persediaan dan kapasitas pasukannya dengan cepat.

Laporan tersebut mengutip pejabat senior AS lainnya, yang berbicara secara anonim, mengatakan risiko saat ini (soal konflik Hizbullah Vs Israel) lebih tinggi dibandingkan pada saat lain dalam beberapa minggu terakhir.

Serangan Hizbullah Disebut Eskalasi Unik

Kelompok Hizbullah Lebanon melaporkan terus menyerang pasukan Israel.

Hal itu salah satunya sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

Sebelumnya, Hizbullah telah meluncurkan serangan udara dengan satu skuadron drone penyerang ke markas batalion lapis baja Brigade 188 di Barak Rawia

Tentara Israel mengatakan usai serangan Hizbullah tersebut, 18 tentara Israel terluka, tapi jumlah korban diperkirakan akan meningkat dalam beberapa waktu mendatang.

Diketahui serangan Hizbullah dianggap sebagai eskalasi yang unik karena dimaksudkan untuk menimbulkan korban sebanyak-banyaknya di antara pasukan pendudukan Israel.

Lantas berikut laporan Hizbullah lainnya terkait update serangannya dengan target Israel, mengutip Palestine Chronicle, Senin (1/7/2024).

Hizbbullah pada Minggu, (30/6/2024) menargetkan sebuah bangunan yang digunakan oleh tentara musuh di koloni Yir'on dengan senjata yang tepat, menghasilkan serangan langsung.

Selain itu, Hizbullah juga menargetkan markas Divisi 91 di barak Branit dengan rudal Burkan yang berat, menghantamnya secara langsung dan menghancurkan sebagian darinya, sehingga menimbulkan korban jiwa.

“Pejuang Perlawanan Islam, pada Minggu menargetkan markas Batalyon Sahel di barak Beit Hille dengan rudal Falaq. Itu terkena langsung dan sebagian hancur, dan dipastikan ada korban jiwa."

“Selain itu Pejuang Perlawanan Islam pada hari Minggu mengincar bangunan yang digunakan tentara musuh di pemukiman Metulla, langsung mengenainya," bunyi laporan tersebut.

Masih di hari yang sama Hizbullah melancarkan serangan udara dengan satu skuadron drone penyerang ke markas batalyon lapis baja Brigade 188 di Barak Rawia, dengan sasaran gedung komando dan lokasi pasukannya.

Serangan itu menyebabkan terjadinya kebakaran di dalamnya dan menyebabkan korban jiwa.

“Hizbullah pukul 16:40 hari Minggu menargetkan bengkel militer Brigade Beit Hillel dengan rudal Falaq, menghantamnya secara langsung dan menghancurkan sebagian darinya serta memastikan adanya korban di dalamnya," ujar laporan lainnya.

Mereka juga menargetkan posisi artileri musuh Israel di Khirbet Ma'ar dengan senjata roket.

Dan menargetkan situs Ruwaisat Al-Qarn di Peternakan Shebaa Lebanon yang diduduki dengan senjata roket, dan menyerang secara langsung.

Lantas pada pukul 18:30, Minggu, (30/6/2024), menargetkan situs Al-Samaqa di perbukitan Kfar Shuba Lebanon yang diduduki dengan senjata roket, dan menyerang secara langsung.

(oln/almydn/khbrn/bild*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas