Kepada DK PBB, China Sebut Gaza bak Penjara Terbuka, Kritik Dermaga Apung yang Dibangun AS
Duta Besar China dengan tegas mengkritik dermaga sementara yang dibangun Amerika Serikat di Gaza.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, mengatakan lebih dari dua juta orang tinggal di 'penjara terbuka' di Gaza.
Sebab, Gaza menjadi tempat dengan pasokan air, listrik, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang terputus.
Hal ini disampaikan Fu Cong kepada Dewan Keamanan PBB (DK PBB).
"Gaza telah diblokade selama sembilan bulan, sementara penyeberangan Rafah yang paling penting terpaksa ditutup selama dua bulan karena operasi militer Israel,” ungkapnya, Rabu (3/7/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Duta Besar China itu juga dengan tegas mengkritik dermaga sementara yang dibangun Amerika Serikat (AS) sebagai rute alternatif untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.
“Investasi besar-besaran yang dilakukan beberapa negara terhadap dermaga apung dan berbagai perubahan dalam penggunaannya sekali lagi menunjukkan bahwa jalur transportasi darat merupakan kunci bagi perluasan akses kemanusiaan dalam skala besar dan perannya tidak tergantikan,” katanya.
Fasilitas Air di Gaza Dihancurkan Israel
Sebelumnya, Israel telah menghancurkan fasilitas air dan sanitasi di Gaza.
Israel juga membunuh para pekerja yang berusaha memperbaikinya.
Pada Juni 2024, serangan Israel di Kota Gaza menewaskan lima pegawai pemerintah yang sedang memperbaiki sumur, kata pejabat kota.
Warga Palestina terpaksa mengantre untuk membeli air kotor, setelah Israel menghancurkan kelima fasilitas pengolahan air limbah Gaza, serta pabrik desalinasi air, stasiun pemompaan limbah, sumur, dan waduk.
Adel Dalloul, seorang pemuda berusia 21 tahun yang tinggal di tenda dekat kamp pengungsi Nuseirat, mengatakan ia mengetahui air yang dibawanya dari seorang penjual terkontaminasi, setelah meminumnya.
Baca juga: Malaysia Bergabung dengan Indonesia Menawarkan ‘Penjaga Perdamaian’ untuk Gaza, Siap Kirim Pasukan
“Kami menemukan cacing di dalam air. Saya telah meminumnya,” ujarnya, Kamis (27/6/2024), masih dari Al Jazeera.
“Warnanya asin, tercemar, dan penuh kuman."
“Saya mengalami masalah pencernaan dan diare, dan perut saya sakit sampai saat ini,” papar Adel Dalloul.