Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Mungkinkah Mengasuransikan Risiko Bencana Iklim?

Krisis iklim dan bencana cuaca ekstrem menambah kerugian yang kian membebani industri asuransi. Sejumlah wilayah kini sudah tidak…

zoom-in Mungkinkah Mengasuransikan Risiko Bencana Iklim?
Deutsche Welle
Mungkinkah Mengasuransikan Risiko Bencana Iklim? 

Maraknya bencana cuaca ekstrem akibat krisis iklim menempatkan industri asuransi dalam posisi pelik.

"Pada dasarnya, seseorang harus membayar kerusakan akibat bencana,” kata Ernst Rauch, pakar iklim di perusahaan reasuransi Munich Re.

Entah itu perusahaan asuransi, negara atau pihak yang mengalami kerugian.

Tidak heran jika peran perusahaan reasuransi menjadi semakin penting di tengah pemanasan global, karena menanggung dan mengelola risiko bagi perusahaan asuransi.

Munich Re, salah satu perusahaan reasuransi terbesar di dunia, sebabnya rajin meneliti risiko masa depan sebagai tolak ukur kebijakan.

Pasalnya, belakangan semakin banyak perusahaan asuransi yang berhenti menawarkan polis untuk bidang tertentu, atau menaikkan biaya premi karena besarnya risiko yang harus ditanggung.

Di Kalifornia, Amerika Serikat, salah satu perusahaan asuransi terbesar, State Farm, tidak lagi menjamin risiko properti, antara lain, akibat maraknya kebakaran hutan.

BERITA TERKAIT

Jika kerugian industri asuransi di Kalifornia mencapai satu hingga tiga miliar dolar per tahun dalam beberapa dekade terakhir, jumlahnya kini diperediksi berkisar di atas sepuluh miliar dolar.

Menurut Rauch, lonjakan tersebut bersifat signifikan.

Bencana iklim lambungkan kerugian

Bencana akibat cuaca ekstrem seperti banjir, badai, kekeringan dan kebakaran hutan, belakangan mewabah di penjuru dunia, termasuk di belahan Bumi utara.

"Jumlah kerugian yang diasuransikan akibat bencana alam di seluruh dunia kini berjumlah sekitar USD100 miliar per tahun,” kata pakar iklim Ernst Rauch.

"Antara 80 hingga 90 persen kerusakan ini disebabkan oleh cuaca ekstrem.”

Meningkatnya kerugian materi tidak cuma disebabkan bertambahnya jumlah cuaca esktrem, melainkan juga didorong faktor sosial ekonomi.

Menurut Rauch, meningkatnya kemakmuran dan pertambahan jumlah penduduk mendorong ekspansi pembangunan di wilayah-wilayah rawan, seperti pesisir pantai atau di bantaran sungai.

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas