Mungkinkah Mengasuransikan Risiko Bencana Iklim?
Krisis iklim dan bencana cuaca ekstrem menambah kerugian yang kian membebani industri asuransi. Sejumlah wilayah kini sudah tidak…
Asuransi tidak menanggung atau mencatat semua kerugian yang tercipta akibat bencana cuaca ekstrem.
Di seluruh dunia, tidak lebih dari separuh jenis bencana iklim yang sudah diasuransikan, kata Rauch.
Di Jerman, misalnya, bencana kekeringan dan banjir tahun 2021 mencatatkan kerugian sebesar 80 miliar Euro, kata Kementerian Lingkungan Hidup.
Selain kerusakan bangunan dan gagal panen, asuransi juga menghitung kerugian tidak langsung seperti anjloknya produktivitas kerja akibat bencana.
Dalam jangka panjang, pemerintah Jerman memperkirakan kerugian ekonomi akibat perubahan iklim secara keseluruhan akan meningkat drastis.
Bergantung pada intensitas krisis iklim, jumlah uang yang akan menguap dari perekonomian nasional akan mencapai antara 280 dan 900 miliar euro pada tahun 2050.
Kalkulasi tersebut belum memperhitungkan dampak mortalitas, penurunan kualitas hidup, punahnya spesies hewan dan tumbuhan, atau punahnya siklus hidrologi alami.
Mitigasi mencegah kebangkrutan
Dalam membatasi pemanasan global, pencegahan kerugian merupakan faktor kunci dalam pembiayaan iklim.
Peran pemerintah bersifat krusial ketika perusahaan asuransi tidak lagi mampu menanggung risiko kerugian di wilayah rawan bencana.
Pembangunan infrastruktur mitigasi seperti tanggul, misalnya, bisa membantu mengurangi risiko kerusakan akibat banjir.
Selain itu, penduduk juga selayaknya berinisiatif mengamankan barang-barang berharga, atau menuntut insentif untuk memperkuat perlindungan banjir.
Di Jerman, bencana banjir di sungai-sungai besar antara 2002 dan 2013 mendorong pemerintah lokal berinvestasi besar pada infrastruktur perlindungan banjir, kata Rauch.
Langkah serupa harus diambil di wilayah pesisir lain di dunia.
Pun asosiasi perusahaan asuransi Jerman menuntut "prioritas tertinggi bagi perencanaan, konstruksi dan renovasi yang mempertimbangkan bencana iklim."