Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yoav Gallant Beri Sinyal Kesepakatan Gencatan Senjata Sudah Dekat, Perang di Gaza Bakal Berakhir?

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant memberi sinyal bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas sudah dekat. Perang di Gaza berakhir?

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Yoav Gallant Beri Sinyal Kesepakatan Gencatan Senjata Sudah Dekat, Perang di Gaza Bakal Berakhir?
Kementerian Pertahanan Israel/Anadolu Agency]
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi pangkalan Divisi 91 di Israel utara, 11 November 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant telah memberi sinyal pemerintah telah mendekati kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Gallant saat diwawancarai di 103FM mengatakan "kita lebih dekat ke kesepakatan daripada sebelumnya".

Dikutip dari The Jerusalem Post, pernyataan Gallant ini merupakan pertama kalinya dari pejabat Israel selama sembilan bulan perang di Gaza.

Hal ini menunjukkan pola pikir beberapa pejabat yang meyakini kesepakatan dengan Hamas mungkin terjadi dan, paling tidak, mewujudkan fase pertama dari garis besarnya.

MK Gadi Eisenkot membuat pernyataan serupa sebelumnya pada hari Kamis.

"Kami hampir mencapai kesepakatan dalam sembilan bulan terakhir. Harganya akan sangat tinggi, tetapi Israel mampu menghentikan perang selama empat bulan dan selama diperlukan. Ini bukan akhir dari perang," kata Eisenkot.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menelepon Presiden AS, Joe Biden untuk menyampaikan dirinya telah mengirimkan delegasi untuk pembicaraan gencatan senjata.

Berita Rekomendasi

Dalam panggilannya bersama Biden, Netanyahu menegaskan posisinya, Israel akan mengakhiri perangnya di Gaza ketika semua tujuan telah tercapai.

Channel 12 Israel mengatakan, Kepala Badan Intelijen Mossad Israel akan memimpin delegasi untuk perundingan tersebut.

Netanyahu dijadwalkan pada hari Kamis untuk melakukan konsultasi dengan tim negosiasinya, kemudian membahas perundingan pembebasan sandera dengan kabinet keamanannya.

Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin tersebut membahas tanggapan terkini yang diterima dari Hamas.

Baca juga: Balas Dendam Komandan Dibunuh, Hizbullah Lancarkan Serangan Besar ke Israel, Targetkan Lokasi Baru

"Presiden menyambut baik keputusan perdana menteri untuk memberi wewenang kepada negosiatornya untuk terlibat dengan mediator AS, Qatar, dan Mesir dalam upaya untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut," tulis Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Tidak jelas ke mana delegasi Israel akan pergi untuk melanjutkan perundingan tersebut.

Dikutip dari Arab News, upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik Gaza dimediasi oleh Mesir dan Qatar, dengan perundingan diadakan di kedua lokasi.

Israel menerima tanggapan Hamas pada hari Rabu atas proposal yang diumumkan pada akhir Mei oleh Biden yang akan mencakup pembebasan sekitar 120 sandera yang ditahan di Gaza dan gencatan senjata di daerah kantong Palestina tersebut.

Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya mediasi tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas telah menunjukkan fleksibilitas atas beberapa klausul yang akan memungkinkan tercapainya kesepakatan kerangka kerja jika Israel menyetujuinya.

Dua pejabat Hamas tidak segera menanggapi permintaan komentar. Hamas mengatakan kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang dan menyebabkan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Israel menegaskan, mereka hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran sampai Hamas diberantas.

Rencana tersebut mencakup pembebasan bertahap sandera Israel yang masih ditahan di Gaza dan penarikan pasukan Israel selama dua tahap pertama, serta pembebasan tahanan Palestina.

Baca juga: Rusia Gertak Israel, Ancam Serang Tel Aviv Jika Ikut Campur di Konflik Ukraina

Tahap ketiga melibatkan rekonstruksi wilayah yang hancur akibat perang dan pengembalian jenazah sandera yang telah meninggal.

Jenderal IDF Desak Gencatan Senjata

Pasukan Israel (IDF) mengevakuasi tentara mereka yang terluka dalam pertempuran. Dalam sebuah insiden penyergapan, milisi perlawanan Palestina yang dimotori Brigade Al Qassam dan Brigade Al Quds, sebanyak empat IDF dilaporkan tewas dan lima lainnya luka-luka serius di Lingkungan Shejaiya, Kota Gaza, Jumat (28/6/2024).
Pasukan Israel (IDF) mengevakuasi tentara mereka yang terluka dalam pertempuran. Dalam sebuah insiden penyergapan, milisi perlawanan Palestina yang dimotori Brigade Al Qassam dan Brigade Al Quds, sebanyak empat IDF dilaporkan tewas dan lima lainnya luka-luka serius di Lingkungan Shejaiya, Kota Gaza, Jumat (28/6/2024). (khaberni/HO)

Sebuah laporan dari The New York Times menyatakan, para jenderal Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mendukung gencatan senjata di Gaza.

Para jenderal IDF menyatakan mendukung proposal gencatan senjata di Gaza yang dibuat oleh pemerintahan Joe Biden.

Dukungan IDF untuk gencatan senjata sebagian besar dimotivasi oleh keyakinan para jenderal itu adalah satu-satunya cara untuk mengamankan pembebasan 120 sandera yang masih berada di Gaza.

Baca juga: Hizbullah Ngamuk, Belasan Pos Militer Israel Terbakar usai Dibombardir Pakai 200 Roket Canggih

Dikutip dari Haaretz, menurut Times hal itu didasarkan pada kekhawatiran mereka atas menipisnya persediaan amunisi Israel menjelang kemungkinan eskalasi dengan Hizbullah di perbatasan utara.

Namun Netanyahu tetap menanggapi, mengecam "sumber anonim (yang) memberi keterangan kepada The New York Times".

Netanyahu pun menegaskan, Israel "tidak akan menyerah pada angin kekalahan, baik di The New York Times maupun di tempat lain".

"Kami terinspirasi oleh semangat kemenangan," kata Netanyahu.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas