Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bombardir Gunung Toura Lebanon, Israel Bantai Lebih dari 700 Ekor Kambing

Pihak Lebanon menyatakan tindakan agresif Israel ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Lebanon dan hukum internasional

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Bombardir Gunung Toura Lebanon, Israel Bantai Lebih dari 700 Ekor Kambing
MAHMOUD ZAYYAT/AFP via Getty Images
Seorang petani mengumpulkan bangkai ternaknya yang terbunuh akibat pemboman Israel yang menghantam sebuah peternakan di sepanjang perbukitan desa Jezzine di Lebanon selatan pada awal 8 Juli 2024 di tengah ketegangan lintas batas yang sedang berlangsung ketika pertempuran terus berlanjut antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. 

Bombardir Gunung Toura Lebanon, Israel Bantai Lebih dari 700 Ekor Kambing

TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 700 kambing telah dibunuh akibat tiga serangan yang dilakukan pagi ini oleh pasukan pendudukan Israel di Gunung Toura di wilayah Jezzine di Lebanon selatan, menurut Anadolu.

Kantor Berita Nasional melaporkan bahwa pesawat Israel melakukan tiga serangan saat fajar di Gunung Toura, yang mengakibatkan hancurnya kandang kambing dan rumah penggembala.

Baca juga: Ingin Cegah Rudal Hizbullah, Israel Kacaukan Sinyal GPS, Ganggu Penerbangan Sipil Timur Tengah

Beberapa jam kemudian, penggembala Suriah yang bekerja di peternakan itu ditemukan dalam kondisi baik, menurut badan tersebut.

Dilaporkan juga bahwa penggerebekan tersebut menyebabkan kematian lebih dari 700 ekor kambing.

Sementara itu, Kementerian Pertanian Lebanon mengutuk keras dengan mengatakan, “serangan yang dilancarkan musuh brutal Israel yang menargetkan peternakan kambing di Jabal Toura – wilayah Jezzine.”

Pernyataan tersebut menekankan bahwa “tindakan agresif ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Lebanon dan hukum internasional.”

Kepulan asap dari pangkalan mata-mata Israel di Gunung Hermon, akibat serangan drone Hizbullah yang diluncurkan pada Minggu (7/7/2024). Serangan ini terjadi kurang dari satu jam setelah Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant, mengeluarkan ancaman untuk Lebanon.
Kepulan asap dari pangkalan mata-mata Israel di Gunung Hermon, akibat serangan drone Hizbullah yang diluncurkan pada Minggu (7/7/2024). Serangan ini terjadi kurang dari satu jam setelah Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant, mengeluarkan ancaman untuk Lebanon. (Al Mayadeen)

Drone Hizbullah Hantam Gunung Hermon

BERITA REKOMENDASI

Ketegangan meningkat di sepanjang Garis Biru antara Hizbullah dan Israel sejak negara pendudukan tersebut melancarkan bombardemen dan perang genosida di Gaza pada bulan Oktober.

Peningkatan ketegangan baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perang besar-besaran dapat terjadi, terutama ketika tentara Israel mengumumkan seminggu yang lalu bahwa mereka telah “menyetujui” rencana operasional untuk “serangan besar-besaran” terhadap Lebanon.

Sejak itu, eskalasi di perbatasan kian meningkat.

Terbaru, seorang pejabat Hizbullah mengumumkan peluncuran operasi terbesar terhadap pangkalan mata-mata Israel di Gunung Hermon alias Jabal al-Sheikh.

IRNA melaporkan, operasi yang berlangsung pada Minggu (7/7/2024) ini, terjadi kurang dari satu jam setelah Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant, mengancam Lebanon dari Gunung Hermon.

Gallant menerbitkan dokumentasi penilaian situasi operasional di Gunung Hermon untuk menargetkan Hizbullah, menurut media Israel.

Penilaian operasional itu, di mana Gallant mengklaim "kami terus memerangi Hizbullah", dihadiri sejumlah komandan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan batalyon yang beroperasi di Gunung Hermon dan sektor peternakan Shebaa Lebanon yang diduduki.

Di kesempatan yang sama, Gallant juga menyebut, bahkan jika ada gencatan senjata di Gaza, Israel akan terus berperang dan melakukan "apapun yang diperlukan" terhadap Lebanon.

Ia beralasan, IDF siap melakukan apapun dan jika Hizbullah tidak mengizinkan pemukim Israel untuk kembali ke utara, "kami akan bertindak."

Sebuah media Israel melaporkan, beberapa waktu lalu, Gallant menerbitkan "dokumentasi penilaian situasi operasional di Gunung Sermon."

Tetapi, yang mengejutkan, beberapa menit kemudian "serangan Hizbullah didokumentasikan" setelah pertemuan Israel di puncak gunung.

Alih-alih menahan diri, Hizbullah menganggap remeh ancaman Gallant.

Gerakan perlawanan Lebanon ini melancarkan serangan gerombolan drone terhadap pangkalan mata-mata, termasuk pusat pengintaian teknis dan elektronik jarak jauh, milik Israel di Gunung Hermon.

Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengonfirmasi, drone mereka berhasil mengenai kubah pangkalan, peralatan mata-mata dan intelijen, serta sistem teknisnya.

Baca juga: Pemilik Restoran di Vietnam Usir Keluarga Israel: Kami Hanya Menerima Manusia, Anjing, dan Kucing

Serangan itu diklaim menyebabkan hancurnya perangkat yang ditargetkan dan memicu kebakaran besar.

Dilansir Al Mayadeen, pangkalan mata-mata di Gunung Hermon yang diserang Hizbullah, merupakan target dengan lokasi tertinggi sejak awal perang Gaza.

Pangkalan itu terletak di ketinggian 2.230 meter di atas permukaan laut, merupakan bagian dataran tinggi Golan Suriah yang diduduki.

Aktivitas pangkalan tersebut mencakup pemantauan ke arah timur, mulai Suriah hingga Irak, Yordania, Tabuk, sampai perbatasan Iran.

Pangkalan itu mencakup sistem elektronik, spionase, intelijen, dan teknis milik Israel yang dianggap paling maju di dunia,

Hizbullah melakukan sembilan operasi sejauh ini, "untuk membela rakyat Palestina yang gigih dan perlawanan mereka yang berani, serta membela desa-desa, kota-kota, dan warga Lebanon dari agresi Israel yang terus-menerus di wilayah selatan Lebanon," menurut sebuah pernyataan.

Gallant: Gencatan Senjata di Gaza Tak akan Hentikan Perang Lawan Hizbullah

Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant, saat berkunjung ke Gunung Hermon, Minggu (7/7/2024).
Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant, saat berkunjung ke Gunung Hermon, Minggu (7/7/2024). (Dok. Kementerian Keamanan Israel)

Sebelum Hizbullah melancarkan serangan ke Gunung Hermon, Yoav Gallant sudah lebih dulu mengunjungi lokasi itu dan menyampaikan ancamannya untuk Lebanon.

Ia mengatakan IDF akan terus memerang Hizbullah di Lebanon, bahkan jika Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

"Saya memberikan perintah yang jelas kepada pasukan di selatan dan utara, (serangan) ini adalah sektor yang terpisah."

Baca juga: 2 Markas Besar Militer Israel Dihantam Ratusan Roket Hizbullah, Sirene di Wilayah Utara Meraung

"Bahkan, jika kita mencapai kesepakatan penyanderaan (gencatan senjata), dan saya sangat berharap kita dapat mencapainya di selatan (Gaza), hal ini tidak terikat dengan apa yang terjadi di sini (utara, perbatasan dengan Lebanon). Kecuali Hizbullah mencapai kesepakatan (dengan Israel)," katanya kepada pasukan saat berkunjung ke Gunung Hermon, Minggu, dikutip dari The Times of Israel.

"Bahkan jika ada gencatan senjata (di Gaza), di sini kami terus berjuang dan melakukan segala hal yang diperlukan, dan ini akan membuahkan hasil," tegasnya.

Gallant menyebut Hizbullah dan sekutunya di Lebanon telah kehilangan 450 anggotanya akibat serangan IDF, termasuk 15 komandan tingkat brigade dan tiga komandan di tingkat divisi.

"Ini adalah hal yang sangat, sangat signifikan dan hasilnya sudah terlihat," ujar dia.

Gallant menambahkan, "Ini adalah hari-hari kritis" dan "musuh kita hanya memahami kekuatan."

"Banyak hal bisa saja terjadi. Kami tidak menginginkannya. Kami siap melakukan apapun."

"Kami (juga) siap menghadapi kenyataan, jika mereka menyerang kami, atau jika mereka mencoba menyakiti kami, atau jika mereka tidak mengizinkan kami memulangkan warga kami dengan selamat ke rumah mereka – kami akan bertindak," pungkas Gallant.

(oln/Memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas