Jenderal IDF: Israel Bak Kena Bom Atom Jika Netanyahu Kembali Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas
Jika tentara Israel tidak mampu mengalahkan Hamas, maka dipastikan tidak akan mampu mengalahkan Hizbullah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Jenderal IDF: Israel Bak Kena Bom Atom Jika Netanyahu Kembali Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Jenderal Purnawirawan militer Israel (IDF) Yitzhak Brick mewanti-wanti rezim pemerintahan Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan konsekuensi jika mereka kembali menolak peluang kesepakatan pertukaran sandera demi gencatan senjata dengan gerakan Hamas dalam Perang Gaza.
Brick mengatakan jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kembali menolak kesepakatan kali ini, hal itu seperti menjatuhkan bom atom ke pusat Israel.
Baca juga: Ringkasan Pesan Brigade Al Qassam: 24 Batalyon Milisi Aktif di Gaza, Netzarim Zona Teror Israel
Hal itu dikatakan Jenderal IDF veteran Perang Yom Kippur dan pernah bertugas di Korps Lapis Baja sebagai komandan brigade, divisi dan pasukan serta mantan komandan perguruan tinggi militer IDF itu kepada surat kabar Israel, Haaretz, Senin (8/7/2024).
"Jika Netanyahu menolak perjanjian tersebut, kita akan kehilangan “orang-orang yang diculik” selamanya dan kita akan berada di ambang perang regional," katanya.
Brick menilai, melanjutkan pertempuran tidak akan berkontribusi sama sekali dalam meraih kemenangan, melainkan kekalahan Israel akan lebih menyakitkan.
Ia menambahkan, "Jika tentara Israel tidak mampu mengalahkan Hamas, maka dipastikan tidak akan mampu mengalahkan Hizbullah".
Baca juga: Mayor IDF Wakil Komandan Batalyon 121 Tewas di Netzarim, Pertempuran Strategi Makan Korban Perwira
Baca juga: VIDEO Lapis Baja IDF Meledak di Nour Shams, Bom Ditanam Satu Setengah Meter, Milisi Tambah Pintar
Bos Mossad Pulang Bawa Kabar Belum Ada Deal
Terkait perkembangan negosiasi gencatan senjata, Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Israel (Mossad) David Barnea dilaporkan sudah kembali ke Israel setelah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani di Qatar.
David Barnea datang sebagai utusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas negosiasi proposal gencatan senjata dengan gerakan Hamas melalui mediator, Mesir dan Qatar, pada Jumat (5/7/2024).
"Pimpinan Mossad kembali dari Doha setelah mengadakan sesi pertama dengan para mediator,” kata kantor Netanyahu, Jumat malam.
“Telah diputuskan untuk mengirim delegasi lain minggu depan untuk menyelesaikan negosiasi, mengetahui bahwa masih ada kesenjangan antara kedua pihak," lanjutnya.
Para pejabat Mossad menyatakan optimismenya kepada para mediator bahwa kabinet Netanyahu akan menyetujui kesepakatan tersebut, seperti diberitakan Wall Street Journal.
Surat kabar Israel, Walla melaporkan apa yang disampaikan David Barnea selama pertemuan dengan mediator di Qatar kemarin.
"David Barnea pergi ke Doha untuk menyampaikan pesan kepada para mediator bahwa Israel menolak permintaan Hamas untuk mendapatkan komitmen tertulis dari Amerika Serikat (AS), yang mencakup negosiasi tahap kedua perjanjian tersebut tanpa batas waktu," lapor Walla, mengutip para pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.