Jenderal IDF: Israel Bak Kena Bom Atom Jika Netanyahu Kembali Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas
Jika tentara Israel tidak mampu mengalahkan Hamas, maka dipastikan tidak akan mampu mengalahkan Hizbullah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mereka menegaskan perselisihan Israel-Hamas adalah mengenai Klausul 14 dalam proposal Israel, yang berkaitan dengan durasi perundingan kedua pihak pada tahap kedua, yang akan mengarah pada ketenangan berkelanjutan di Jalur Gaza.
Klausul itu menetapkan AS, Mesir dan Qatar akan melakukan segala upaya untuk memastikan negosiasi berakhir dengan kesepakatan.
Selain itu, klausul tersebut menegaskan gencatan senjata akan terus berlanjut selama negosiasi berlangsung, sementara Hamas dalam tanggapan terbarunya menuntut komitmen tertulis dari para mediator.
“Jika perjanjian tersebut mencakup komitmen tertulis dari para mediator, Hamas akan dapat memperpanjang negosiasi perjanjian tahap kedua tanpa batas waktu, bahkan setelah gencatan senjata selama 42 hari pada tahap pertama, tanpa melepaskan tentara dan orang-orang yang berada di bawah perjanjian tersebut," kata pejabat Israel.
Baca juga: Usai Hamas Beri Respons, Bos Mossad Dikirim ke Qatar untuk Bahas Proposal Gencatan Senjata
Menurut Walla, perselisihan mengenai Klausul 14 proposal kesepakatan itu menjadi inti sidang yang digelar Netanyahu usai rapat kabinet dengan perluasan formasi tadi malam.
"Diputuskan pada sesi tersebut bahwa kunjungan pemimpin Mossad ke Doha akan fokus pada hal ini, dan dia menyampaikan pesan kepada Perdana Menteri Qatar yang menyatakan bahwa Israel tidak menerima perubahan yang ingin dilakukan Hamas terhadap Pasal 14 dan tuntutannya akan komitmen tertulis," kata pejabat Israel.
"Meskipun demikian, telah diputuskan bahwa Barnea akan menjelaskan kepada Perdana Menteri Qatar tentang kemungkinan penyelesaian masalah ini guna memajukan negosiasi dan menyelesaikan kesepakatan," tambahnya.
Channel 13 Israel melaporkan Israel ingin memastikan kemampuannya untuk melanjutkan perang jika Hamas tidak melaksanakan kewajibannya.
Israel juga menolak persyaratan Hamas agar gerakan tersebut memilih nama-nama sebagian besar tahanan Palestina yang akan dibebaskan, menurut keterangan pejabat Israel.
Proposal gencatan senjata terbaru yang dibahas Israel dan Hamas melalui mediator adalah proposal yang diajukan oleh sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bulan lalu.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.011 jiwa dan 87.266 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (4/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporanYedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(oln/khbrn/almydn/*)