Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Geger Politik Prancis, Perebutan Kursi Perdana Menteri Makin Panas, Bagaimana Macron Bersikap?

Setelah kampanye terpendek dalam sejarah modern, rakyat Prancis memberikan suara yang spektakuler untuk menahan gelombang dukungan dari sayap kanan.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Geger Politik Prancis, Perebutan Kursi Perdana Menteri Makin Panas, Bagaimana Macron Bersikap?
Kolase Tribunnews.com/Tangkap Layar Twitter/X
Setelah kampanye terpendek dalam sejarah modern, rakyat Prancis memberikan suara yang spektakuler untuk menahan gelombang dukungan dari sayap kanan. 

TRIBUNNEWS.COM - Situasi politik di Prancis memanas, perebutan kursi Perdana Menteri begitu sengit.

Dalam satu bulan yang terakhir, sedang diadakan pemilihan anggota parlemen di semua negara Uni Eropa.

Selama lebih dari 50 tahun, setiap kali Prancis mengadakan pemilihan parlemen, para pemilih akan tahu keesokan paginya partai mana yang akan berkuasa dan dengan agenda politik apa.

Kali ini berbeda.

Ini berawal dari Presiden Emmanuel Macron yang mengumumkan pemilihan umum dadakan yang mengejutkan.

Setelah kampanye terpendek dalam sejarah modern, rakyat Prancis memberikan suara yang spektakuler untuk menahan gelombang dukungan dari sayap kanan.

Lanskap politik yang dihasilkan terbagi dan hasilnya rumit, The Guardian melaporkan.

BERITA REKOMENDASI

Di Prancis, partai yang memperoleh suara terbanyak adalah Rassemblement National (RN, National rally), sebuah partai sayap kanan dengan kebijakan ultra-konservatif dan xenofobia, serta anti-imigrasi.

Ia menang melawan partai-partai lain, termasuk partai Presiden Prancis Macron, yang menyebabkan kekacauan besar

Tepat setelah hasil pemilu, Macron mengumumkan bahwa, terkait hasil pemilu, ia memutuskan untuk membubarkan majelis nasional Prancis.

Artinya, semua anggota parlemen Prancis harus dipilih kembali.

Baca juga: Partai Macron Kalah Telak, Prancis Bakal Berubah Haluan

Keputusan ini benar-benar mengguncang politik Prancis.


Tidak ada yang benar-benar mengerti mengapa Macron melakukan itu, karena saat ini dia memiliki mayoritas parlemen, tetapi pasti akan kehilangannya mengingat popularitas sayap kanan akhir-akhir ini.

Jajak pendapat memang menunjukkan bahwa RN akan memperoleh kemenangan telak, dan bahkan mungkin memperoleh mayoritas absolut (lebih dari 50 persen anggota parlemen), sehingga mereka berada dalam posisi untuk membentuk pemerintahan dan benar-benar menjalankan negara.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas