Korsel Pamer Laser Star Wars, Sekali Tembak Bisa Hancurkan Drone Korea Utara
Proyek Star Wars menjadi salah satu senjata tempur paling murah Korea Selatan dengan harga hanya 2.000 won atau sekitar Rp23.000 per tembakan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Militer Korea Selatan (Korsel) memamerkan senjata barunya yakni berupa laser penghancur yang dinamai Proyek Star Wars untuk menggertak Korea utara.
Badan Administrasi Program Pengadaan Pertahanan (DAPA) mengungkap senjata laser penghancur pesawat nirawak ini dikembangkan oleh militer Korea Selatan dengan menggandeng perusahaan Hanwha Aerospace.
Dengan menggunakan laser penghancur, pesawat nirawak Korsel dapat menembak jatuh drone yang sedang terbang.
Cara kerjanya, tembakan laser akan membakar mesin atau peralatan listrik lainnya pada drone yang sedang terbang selama 10 hingga 20 detik.
Sistem "Block-I proyek Star Wars” dirancang untuk menghantam papan sirkuit dan peralatan lain dalam drone musuh sehingga menyebabkan drone tersebut rusak dan jatuh ke tanah. Uji coba sistem senjata ini pada tahun 2022-2023.
"Negara kita menjadi negara pertama di dunia yang mengerahkan dan mengoperasikan senjata laser, dan kemampuan respons militer kita terhadap provokasi drone Korea Utara akan semakin diperkuat," sebut DAPA dalam melansir dari Reuters.
Tak seperti senjata canggih lainnya, proyek Star Wars menjadi salah satu senjata tempur paling murah Korea Selatan dengan harga hanya 2.000 won atau sekitar Rp23.000 per tembakan.
Baca juga: Presiden Yoon Yuk Seol Didesak Mundur, Warga Korsel: Dia Tak Becus Urus Negara
Korea Selatan memulai pengembangan senjata laser ini pada tahun 2019, dan telah menginvestasikan 87,1 miliar won (sekitar 1,02 triliun rupiah) dalam proyek tersebut.
Menariknya senjata di proyek Star Wars ini bekerja secara senyap dan tidak terlihat.
Dengan demikian, diklaim sangat efektif bila digunakan untuk menghajar drone musuh yang dianggap mengganggu dan membahayakan kedaulatan Korsel.
Baca juga: Pilot Israel Akui Kehebatan Drone Iran: Pertempuran Seperti Top Gun Vs Star Wars
Selama beberapa bulan terakhir, setidaknya ada sekitar lima drone Korea Utara yang kepergok melintas ke Korea Selatan.
Hal itu mendorong Seoul untuk mengerahkan jet tempur dan helikopter penyerang, dan berupaya menembak jatuh drone-drone itu.
Lantaran terdeteksinya drone Korut melintasi perbatasan Korsel itu tercatat sebagai penyusupan pertama sejak tahun 2017 lalu.
Mengingat pertempuran pada Perang Korea tahun 1950-1953 silam berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, dan diberlakukannya Zona Demiliterisasi (DMZ) di antara kedua Korea.