Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Mampukah Satwa Liar Beradaptasi dengan Panas Ekstrem?

Dari Kanada hingga Australia, dunia fauna seakan menjemput kematian ketika gelombang panas dan suhu ekstrem semakin lazim di penjuru…

zoom-in Mampukah Satwa Liar Beradaptasi dengan Panas Ekstrem?
Deutsche Welle
Mampukah Satwa Liar Beradaptasi dengan Panas Ekstrem? 

Dalam gelombang panas, kemampuan ini dapat mencakup tinggal di tempat teduh, pergi ke air, atau beristirahat lebih banyak.

Salah satu cara koala di Australia mengatasi panas ekstrem adalah dengan memeluk batang pohon yang sejuk, misalnya.

Beruang di California kadang-kadang berenang di kolam renang penduduk ketika suhu melonjak, seperti yang terlihat di beragam video online.

Namun, masih belum jelas sejauh mana hewan dapat mengubah perilakunya untuk mengimbangi pemanasan global yang terus bereskalasi.

"Kami tidak benar-benar tahu apakah 100, 1.000 atau 10.000 generasi dari sekarang hewan akan lebih beradaptasi terhadap panas atau lebih toleran terhadap fluktuasi suhu ekstrem yang kita lihat,” kata Nord.

"Tapi situasinya tidak terlihat bagus. Sepertinya banyak hewan yang sudah hidup maksimal sesuai dengan kemampuan sistem fisiologis mereka.”

Burung kelompok paling rentan

Pertanyaan lainnya adalah spesies mana yang paling rentan terhadap kenaikan suhu. Meskipun ada banyak spesies yang terkena dampak, para ilmuwan telah mengamati bahwa burung seringkali sangat rentan.

BERITA TERKAIT

"Secara perbandingan, mereka mempunyai cara yang relatif buruk dalam mendinginkan tubuh mereka. Burung tidak memiliki kelenjar keringat. Itu adalah hal yang sangat buruk ketika cuaca menjadi sangat panas,” kata Nord.

Hal serupa juga diamati oleh Riddell dalam penelitian tahun 2021. Risetnya menganalisis kumpulan data mamalia kecil dan burung selama 100 tahun yang ditemukan di Gurun Mojave di California.

Meskipun kedua spesies hidup dalam ekosistem yang sama, mengonsumsi makanan dan air yang sama, mereka memiliki respons yang berbeda terhadap kenaikan suhu.

Ketika populasi mamalia tetap stabil sepanjang abad ini, jumlah spesies burung di gurun pasir menurun sebesar 43 persen.

Tidak jelas apakah burung-burung tersebut bermigrasi ke lingkungan lain atau mati. Namun jelas bahwa mereka berada dalam posisi yang rentan ketika suhu meningkat.

"Mamalia sebagian besar hidup di bawah tanah, kebanyakan aktif di malam hari, dan burung sebagian besar hidup di udara, hidup di atas tanah. Mereka terpapar sinar matahari, yang bisa membuat mereka kepanasan,” kata Riddell.

"Perbedaan ini memainkan peran yang sangat besar dalam respons terhadap perubahan iklim selama 100 tahun terakhir.”

Solusi jangka panjang

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas