Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Warga Israel Ingin 'Kabur' di Tengah Serangan ke Gaza, Cari Cara untuk Migrasi

Di tengah serangan Israel ke Gaza yang masih berlanjut, ribuan warga Israel mencari cara pergi dari negara mereka.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Ribuan Warga Israel Ingin 'Kabur' di Tengah Serangan ke Gaza, Cari Cara untuk Migrasi
Nir Keidar / Anadolu melalui AFP
TEL AVIV, ISRAEL - 14 APRIL: Penumpang menunggu setelah Israel menutup wilayah udaranya untuk semua penerbangan domestik dan internasional antara pukul 01.00-07.00 dibatalkan setelah Iran melancarkan serangan terhadap Israel, di bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Israel pada 14 April 2024 - Di tengah serangan Israel ke Gaza yang masih berlanjut, ribuan warga Israel mencari cara pergi dari negara mereka. 

TRIBUNNEWS.com - Media Israel, Channel 12 Israel, melaporkan ribuan warga Israel berniat meninggalkan negara di tengah agresi terhadap Jalur Gaza, yang sudah berlangsung selama 10 bulan.

"Diskusi tentang migrasi di kalangan warga Israel di media sosial baru-baru ini meningkat lebih dari 100 persen," lapor Channel 12 Israel dikutip Al Mayadeen.

Media itu menyoroti hasil analisis Scopper, perusahaan yang berfokus dalam mendengarkan dan analisis sosial yang komprehensif.




Hasil Scopper menunjukkan ada peningkatan sekitar 2,5 kali lipat dalam diskusi mengenai migrasi dalam beberapa minggu terakhir.

Scooper meyebut diskusi itu muncul di tengah banyaknya pekerja yang mengundurkan diri, serta kritik keras pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Scooper juga melaporkan, sejak dimulainya agresi, ada lebih dari 100 ribu istilah "relokasi" yang digunakan untuk membahas migrasi dari Israel di berbagai platform.

Laporan ini mencatat tiga periode puncak dalam diskusi migrasi selama seranga ke Gaza.

BERITA TERKAIT

Periode puncak pertama terjadi segera setelah 7 Oktober 2023, dengan peningkatan penggunaan sebesar 70 persen.

Puncak kedua terjadi pada Maret 2024, dan yang ketiga tengah berlangsung sekarang.

Sementara itu, penulis surat kabar Israel Haaretz, Lee Yaron, melaporkan jumlah pemukim Israel yang meninggalkan wilayah pendudukan Israel - tanpa niat untuk kembali - meningkat hingga 150 persen dibandingkan tahun sebelumnya antara Oktober-Juli.

Yaron menyatakan, pemukim Israel yang memilih pergi adalah mereka yang masih muda dan mempunyai anak.

Baca juga: Sebut Netanyahu dan Pejabat Israel Tak Punya Nyali, Pejabat Haifa: Mereka Meninggalkan Kami Sendiri

Ia menyebut "mereka lebih memilih untuk memulai hidup mereka di tempat lain."

Yaron juga mencatat "mereka yang pergi padahal masa tinggal masih panjang, karena merasa tidak aman di tengah agresi ke Gaza."

Lebih dari 500 Ribu Warga Israel Kabur dari Negaranya

Pada akhir Juni 2024, Anadolu Ajansi mengutip The Times of Israel, melaporkan sebanyak 550.000 warga Israel telah pergi meninggalkannya negara dan tidak kembali selama enam bulan pertama serangan Israel ke Gaza.

The Times of Israel mengatakan, apa yang mungkin merupakan pelarian sementara bagi warga Israel selama perang atau kesulitan teknis untuk kembali, kini telah berubah menjadi tren permanen, atau migrasi permanen.

Menurut data dari Biro Pusat Statistik Israel, pada April 2024, populasi Israel mencapai 9,9 juta jiwa, termasuk lebih dari 2 juta warga Palestina dengan 400.000 warga Palestina di Yerusalem Timur dan 20.000 warga Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Jutaan orang Israel memiliki kewarganegaraan ganda karena mereka memiliki setidaknya satu kewarganegaraan lain selain kewarganegaraan Israel mereka.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 88.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Selama 10 bulan setelah serangan Israel yang terus-menerus, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas