Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Ejek Israel yang Rekrut Pencari Suaka Asal Afrika untuk Perang: Krisis Moral dan Rasis

Hamas mengatakan upaya IDF untuk merekrut pencari suaka asal Afrika untuk jadi tentara bayaran menunjukkan krisis moral Israel dan tindakan rasis.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Hamas Ejek Israel yang Rekrut Pencari Suaka Asal Afrika untuk Perang: Krisis Moral dan Rasis
Freepik/AI Generated
Ilustrasi tentara Afrika. --- Hamas mengomentari upaya IDF merekrut pencari suaka asal Afrika untuk menjadi tentara bayaran dan bertempur di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Hamas menanggapi berita terkait Israel yang berupaya merekrut pencari suaka asal Afrika untuk bergabung sebagai tentara bayaran dan bertempur di Jalur Gaza.

Hamas menekankan, upaya tersebut menunjukkan krisis moral yang dialami oleh Israel karena warga negaranya sendiri tidak ingin bergabung dalam pertempuran.

"Perekrutan pencari suaka Afrika oleh tentara pendudukan Israel untuk berperang di Jalur Gaza dalam barisannya, dengan imbalan memfasilitasi mereka memperoleh hak tinggal, merupakan penegasan betapa dalamnya krisis moral yang dialami entitas jahat ini," kata Hamas dalam pernyataannya, Minggu (15/9/2024).




"Hal ini merupakan pelanggaran terhadap aturan hak asasi manusia yang paling mendasar, dengan mengeksploitasi kebutuhan para migran dan pencari suaka, untuk melemparkan mereka ke dalam pertempuran," lanjutnya.

Menurut Hamas, ini adalah upaya untuk menutup kerugian militer Israel yang sangat besar karena banyak tentara Israel yang tewas dan terluka selama pertempuran dengan Hamas di Jalur Gaza.

"Kami menyerukan kepada komunitas internasional dan lembaga-lembaga hak asasi manusia internasional untuk mengutuk kejahatan ini, yang mencerminkan perilaku geng-geng rasis," katanya, seperti diberitakan Saraya News.

Hamas juga meminta mereka mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin pendudukan Israel atas pelanggaran berat mereka terhadap hukum perang, hukum internasional, dan hukum kemanusiaan.

BERITA TERKAIT

Sebelumnya, surat kabar Israel, Haaretz, mengungkapkan tentara pendudukan Israel mengeksploitasi pencari suaka asal Afrika untuk menjadi tentara bayaran dan bertempur di Jalur Gaza.

"Mereka mempertaruhkan nyawa mereka, sebagai imbalan untuk memberikan bantuan kepada mereka dalam memperoleh status permanen di Israel," lapor Haaretz pada hari Minggu, mengutip pejabat tentara Israel yang mengetahui hal itu.

“Proyek ini dilakukan secara terorganisir dan disertai dengan nasihat hukum, namun aspek nilai dari perekrutan pencari suaka tidak dibahas sama sekali," tambahnya.

Saat ini, ada sekitar 30.000 pencari suaka asal Afrika yang tinggal di Israel dan ada sekitar 3.500 warga Sudan yang memperoleh status sementara dari pengadilan karena Israel tidak memproses atau memutuskan permintaan mereka, menurut Haaretz.

Baca juga: Israel Rekrut Pencari Suaka Asal Afrika untuk Berperang di Gaza

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.226 jiwa dan 95.413 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (16/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Palestinian News Networks.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengeklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas