Hamas Tepis Laporan yang Sebut Terobosan Negosiasi Gencatan Senjata Bakal Segera Tercapai
Hamas menepis laporan media yang mengklaim terobosan yang dibahas selama negosiasi gencatan senjata di Gaza bakal segera tercapai.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Hamas menepis laporan media yang mengeklaim terobosan yang dibahas selama negosiasi gencatan senjata di Gaza bakal segera tercapai.
Sumber mengatakan kepada Middle East Eye, dengan syarat anonim kalau masih ada beberapa kendala untuk sampai di tahap tersebut.
Menurut penuturannya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu malah menghalangi proses tersebut saat para mediator terus berupaya agar kesepakatan bisa tercapai.
Laporan ini muncul pada hari Kamis (11/7/2024) kemarin.
Laporan Washington Post yang mengutip pejabat AS anonim, menyatakan jika kerangka untuk gencatan senjata telah disepakati.
"Para pihak sedang menegosiasikan rincian tentang bagaimana itu akan dilaksanakan," papar pejabat AS itu.
Sumber dari Hamas dengan tegas mengatakan kepada Middle East Eye, bahwa (banyak yang) bertentangan dengan apa yang ditulis kolumnis Washington Post, David Ignatius.
Dikatakan, kerangka kerja untuk gencatan senjata telah disetujui oleh para pihak dan mereka sekarang menegosiasikan rincian mengenai bagaimana kesepakatan itu akan dilaksanakan.
"Tidak ada yang baru untuk dilaporkan dan tidak ada terobosan yang tercapai dalam negosiasi, meskipun Direktur CIA, William Burns bertemu pejabat senior Israel, Mesir, dan Qatar di Doha pada Rabu (10/7/2024)," terang sumber-sumber tersebut.
"Bagian dari apa yang disebutkan dalam artikel David Ignatius telah dibahas dan kami tidak mencapai kesepakatan,"
"Beberapa tidak dibahas sama sekali, dan yang lainnya disebutkan dalam artikel itu bahkan tidak masuk dalam negosiasi atau diskusi dengan Israel," sumber itu menjelaskan.
Baca juga: Gadis-Gadis Palestina Dilatih Bertinju di Area Pengungsian Gaza, Pelatih: Atasi Ketakutan
Laporan Washington Post
Menurut laporan Washington Post, Hamas dilaporkan mengalah pada tuntutannya untuk jaminan tertulis tentang diakhirinya pertempuran secara permanen.
Sebaliknya, Hamas dilaporkan menerima resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan bulan lalu yang mengatakan: “Jika negosiasi memakan waktu lebih dari enam minggu untuk tahap pertama, gencatan senjata akan tetap berlanjut selama negosiasi terus berlanjut.”
Pada bulan Mei, seorang sumber senior Palestina yang memiliki pengetahuan tentang kebijakan Hamas, mengatakan kepada MEE bahwa Hamas siap untuk menunjukkan “fleksibilitas” tentang tata kelola Gaza di masa depan, selama keputusan untuk memerintah daerah kantong yang dilanda perang itu disetujui oleh faksi-faksi Palestina lainnya dan tidak dipaksakan oleh AS atau Israel.
Israel Gagal Memajukan Perundingan
Wakil Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina (PIJ), Mohammad Al-Hindi, sebelumnya dilaporkan menyebut negosiasi final mengenai gencatan senjata perang Israel-Hamas yang dimediasi Perlawanan Palestina dan Pendudukan Israel tidak membuahkan hasil apa pun.
Menjelaskan kepada Al Mayadeen, Al-Hindi mengeklaim, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan pemerintahkan tidak memprioritaskan penyelamatan tawanan di Jalur Gaza.
Menurutnya, prioritas Israel justru hal sebaliknya, Tel Aviv ingin dan berniat untuk terus melanjutkan perang di wilayah yang terkepung tersebut.
"Israel gagal memajukan perundingan," ucapnya.
Negosiator Israel tampaknya sengaja menunda pembicaraan dengan mengatakan kepada mediator lain bahwa dirinya akan kembali ke Tel Aviv lebih dulu untuk mendiskusikan usulan yang disampaikan selama pertemuan itu.
Baru setelah itu, Israel mau memberikan tanggapan.
Bagi pejabat Jihad Islam Palestina, otoritas Israel telah melanggar eskalasi ketika mereka menuntut agar semua penduduk Kota Gaza meninggalkan tempat tinggal mereka dan menuju ke selatan.
Al-Hindi mengatakan, Netanyahu mengambil keuntungan dari situasi politik yang bergejolak saat ini di Amerika Serikat.
“Berusaha menggusur penduduk Kota Gaza adalah langkah yang tidak menunjukkan bahwa pendudukan ingin mencapai kesepakatan,” tegasnya.
Al-Handi kemudian memuji kinerja tim perunding Perlawanan yang positif dan fleksibel selama perundingan.
Meskipun ada masukan yang disampaikan oleh negosiator Palestina sebelumnya, yang mengarah pada pembicaraan baru, tim negosiasi Israel menolak untuk menyetujui dimasukkannya sebuah pasal yang mengharuskan adanya pembicaraan untuk gencatan senjata permanen yang tidak tunduk pada batas waktu.
Al-Hindi juga mengatakan, Perlawanan Palestina menuntut jaminan dari para mediator bahwa gencatan senjata sementara untuk menyelesaikan proses pertukaran tahanan akan mengarah pada gencatan senjata permanen.
Ia juga menjelaskan, Perlawanan menginginkan penarikan pasukan pendudukan Israel dari Poros Netzarim yang strategis, yang memisahkan Jalur Gaza utara dari sisa wilayah yang dikepung, dan Poros Philadelphia yang membentang di sepanjang perbatasan Palestina-Mesir di Jalur Gaza.
Israel bersikeras memberlakukan persyaratannya mengenai siapa yang akan mengelola penyeberangan perbatasan Rafah.
Namun, al-Hindi menunjuk pada opsi kedua yang dapat dipilih oleh Perlawanan, yaitu merebut kembali Poros dengan paksa.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)