Penembak Donald Trump Terafiliasi dengan Partai sang Capres AS, Tak Punya Catatan Kriminal
Sosok penembak Donald Trump ternyata terafiliasi dengan partai sang capres AS. Namun, sebelumnya, dia tidak memiliki catatan kriminal.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Thomas Matthew Crooks (20), pelaku penembakan terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump, saat berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024), tewas ditembak Secret Service atau Dinas Rahasia AS.
Dia merupakan warga yang tinggal di Bethel Park, Pennsylvania.
Dikutip dari CNN, Crooks berada di atap sebuah pabrik yang berjarak kurang lebih 130 meter dari podium Trump yang menjadi tempat berkampanyenya.
Pasca-insiden itu, Crooks ditembak oleh penembak jitu dari Secret Service dan tewas.
Setelah itu, senjata Crooks berjenis senapan otomatis AR-15 ditemukan dan diamankan, dikutip dari New York Post.
Namun, hingga kini, pihak berwenang AS belum mengetahui motif Crooks hingga melakukan tindakan penembakan tersebut.
Di sisi lain, dilansir The New York Times, Crooks diketahui terafiliasi dengan Partai Republik yang merupakan partai yang menaungi Trump.
Namun, berdasarkan catatan keuangan kampanye federal, dia pernah menyumbang 15 dolar AS ke kelompok pemilih liberal, Progressive Turnout Project, lewat platform donasi Partai Demokrat, ActBlue pada Januari 2021.
Selain itu, namanya juga tercatat sebagai pemilih saat pemilu di Pennsylvania pada 11 Agustus 2022.
Crooks juga tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya berdasarkan data dari Pengadilan Umum Pennsylvania.
Kronologi Penembakan Trump
Insiden penembakan Trump terjadi saat dirinya tengah menyampaikan pidato dalam kampanye Pilpres AS 2024 di Pennsylvania, Sabtu malam waktu setempat.
Baca juga: Elon Musk Nyatakan Dukung Donald Trump Usai Insiden Penembakan
Pada acara tersebut, Trump tampak mengenakan topi berwarna merah dan jas hitam dengan balutan kemeja putih.
Saat tengah berpidato sebentar, terdengar suara tembakan berkali-kali.
Sontak, Trump langsung bersembunyi di bawah podium yang diikuti teriakan panik dari para pendukungnya.
Pada saat dibopong oleh pasukan keamanan turun dari podium, telinga kanan Trump tampak terluka akibat tembakan tersebut.
2 Pendukung Trump Tertembak, 1 Tewas
Akibat insiden penembakan tersebut, Jaksa Wilayah Butler County, Richard Goldinger menuturkan ada dua pendukung Trump yang ikut tertembak.
Adapun satu di antaranya tewas, dan yang lainnya mengalami luka-luka serta dalam kondisi serius.
Biden Kutuk Penembakan Trump
Sementara, Presiden AS, Joe Biden mengutuk insiden penembakan terhadap Trump saat melakukan kampanye.
Biden menegaskan, kekerasan politik di AS wajib untuk dihentikan.
"Dengar, tak ada tempat di Amerika untuk kekerasan semacam ini. Ini memuakkan, sangat memuakkan. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita harus menyatukan negara ini," ujarnya dalam pidato di Gedung Putih, Washington DC, AS.
"Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Kita tidak bisa seperti ini, kita tidak bisa membiarkan ini," sambung Biden.
Biden pun berterima kasih kepada pasukan keamanan, Secret Service dan seluruh lembaga lainnya yang telah mengamankan Donald Trump serta menangani penembakan ini.
Baca juga: FBI Selidiki Penembakan Saat Kampanye Trump Sebagai Upaya Pembunuhan
Selanjutnya, Biden bakal berbicara dengan Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro dan Walikota Butler, Bob Dandoy untuk membahas keamanan pasca-penembakan.
"Malam ini, Presiden akan kembali ke Washington DC. Besok pagi di Gedung Putih, dia akan menerima pengarahan terbaru dari pejabat keamanan dalam negeri dan penegak hukum," kata seorang pejabat Gedung Putih dikutip dari CNN.
Sekedar informasi, Biden tidak berada di kediamannya saat insiden penembakan terhadap Trump terjadi.
Dia tengah menghadiri misa di Gereja Katolik St.Edmund.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Donald Trump Ditembak