Disebut Akan Gantikan Yoav Gallant, Gideon Sa'ar bersama Netanyahu Bakal Pilih Kepala Staf IDF Baru
Gideon Sa'ar dikabarkan akan menggantikan Yoav Gallant sebagai Menteri Pertahanan Israel.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota parlemen oposisi, Gideon Sa'ar, sepakat akan bersama-sama memilih Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang baru.
Masih belum jelas apakah mereka akan bertindak untuk memecat Kepala Staf IDF saat ini, Herzi Halevi, atau menunggu pengunduran dirinya.
Adapun saat ini Gideon Sa'ar dikabarkan akan menggantikan Yoav Gallant sebagai Menteri Pertahanan Israel.
Harian Haaretz dan Ynet mengatakan, penggantian Herzi Halevi merupakan bagian dari kesepakatan.
Namun, Haaretz melaporkan bahwa belum jelas apakah mereka bermaksud menunggu Halevi mengundurkan diri sebagai Kepala Staf IDF atau memaksanya keluar.
Sa'ar Diberi Hak Veto
Ketua Partai Persatuan Nasional, Gideon Sa'ar, juga diputuskan akan memiliki kewenangan untuk memveto undang-undang apa pun yang berkaitan dengan peradilan, sebelum Undang-undang tersebut diajukan atau disetujui.
Ini berarti bahwa Sa'ar akan memiliki kewenangan untuk mengesampingkan semua rancangan undang-undang yang berkaitan dengan perombakan peradilan Netanyahu.
Sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa Benjamin Netanyahu sedang bersiap untuk memberhentikan Yoav Gallant sebagai Menteri Pertahanan.
Laporan oleh lembaga penyiaran publik, Kan, yang mengutip sumber tanpa nama di kantor perdana menteri, dirilis saat Netanyahu dan Gallant diyakini berselisih pendapat, antara lain terkait serangan ke Lebanon.
Menurut media Israel, Yoav Gallant menentang invasi besar ke Lebanon saat ini.
Baca juga: Netanyahu: Israel Perluas Tujuan Perang, Tak Hanya di Jalur Gaza tapi Juga Lebanon
Sementara itu, kantor Netanyahu mengatakan laporan tentang pengganti Yoav Gallant itu tidak benar.
Namun, mereka tidak menyebutkan Gallant secara spesifik.
Pengunduran Diri Herzi Halevi
Kepala Staf IDF Herzi Halevi telah menetapkan batas waktu bulan Desember untuk mengajukan pengunduran dirinya, karena gagal mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Penyiar Channel 12 Israel mengatakan, Halevi memutuskan untuk mengundurkan diri pada akhir tahun ini, sambil menunggu selesainya penyelidikan atas kegagalan militer Israel dalam menanggapi serangan Hamas secara efektif.