Demi Pertahankan Kursi di Pemerintahan, Netanyahu Nekat Sabotase Perundingan Pembebasan Sandera
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu nekat menyabotase perundingan pembebasan sandera demi mencegah keruntuhan pemerintahannya.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Beberapa sumber mengatakan bahwa isu-isu yang berkaitan dengan Gaza utara dan koridor tersebut telah menjadi bagian dari posisi negosiasi Israel sebelumnya.
Yerusalem secara eksplisit telah mencabut tuntutan ini untuk mencapai kerangka kerja Biden saat ini, yang merupakan terobosan yang memungkinkan kembalinya negosiasi penuh.
Sumber yang mengetahui mengatakan bahwa konsesi besar Hamas bisa saja menyebabkan kesepakatan selesai minggu ini dan minggu depan, dan sejumlah sandera sudah akan kembali ke rumah mereka.
Sumber-sumber mengatakan, kerangka dasar yang diajukan Direktur Mossad David Barnea, Direktur Shin Bet Ronen Bar, dan Mayor Jenderal IDF (Purn) Nitzan Alon kepada Hamas untuk disetujui beberapa minggu lalu, akan memungkinkan Israel untuk mendapatkan kembali sandera sebagai bagian dari jeda perang selama 42 hari pada fase pertama kesepakatan.
Netanyahu telah berbicara mengenai upayanya untuk memastikan jumlah maksimum sandera hidup yang dibebaskan pada tahap pertama dan telah menetapkannya sebagai salah satu garis merahnya.
Baca juga: Smotrich Menyerukan Netanyahu untuk Mencaplok Tepi Barat jika ICJ Menyatakan Permukiman Ilegal
Jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepahaman tentang gencatan senjata permanen pada akhir tahap pertama, Israel dapat memulai kembali operasinya di Gaza, setelah menerima sebagian besar sandera.
Namun, saat negosiasi untuk melaksanakan kerangka kerja Biden yang telah disepakati mulai dilakukan, Netanyahu menambahkan sedikitnya dua kondisi penting baru yang, menurut berbagai sumber, membuat para negosiator Israel menyerah.
Sumber mengatakan bahwa semua negosiator yang terlibat akan tetap melakukan yang terbaik yang mereka bisa untuk memajukan sesuatu, dan tidak akan menghentikan keterlibatan mereka dalam pembicaraan.
Namun, Amerika Serikat dengan tegas bersikeras bahwa Israel berkomitmen pada perundingan tersebut, dengan juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller menekankan hampir setiap malam bahwa perundingan sedang berlangsung.
Ia telah mengeluarkan pernyataan ini bahkan setelah upaya pembunuhan Israel terhadap kepala militer Hamas Mohammed Deif.
Sumber-sumber mengindikasikan tidak ada perasaan bahwa Hamas menarik diri dari perundingan.
Baca juga: Beda Pendapat Netanyahu dengan Panglima Perang Yoav Gallant Soal Tentara IDF di Koridor Philadelphi
Serangan Israel Tewaskan 57 Orang
Pasukan Israel memerangi pejuang pimpinan Hamas di beberapa bagian Jalur Gaza pada Selasa (16/7/2024).
Dikutip dari Reuters, dalam serangan tersebut, pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 57 orang tewas di wilayah selatan dan tengah.
Kelompok militan Islam Palestina Hamas menuduh Israel meningkatkan serangan di Gaza untuk mencoba menggagalkan upaya mediator Arab dan Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.