Dalam Sidang PBB, Dubes Palestina Sebut PM Israel Benjamin Netanyahu Sudah 'Sinting'
Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Riyad Mansour, menyebut Benjamin Netanyahu sebagai seorang yang "sinting".
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Riyad Mansour, menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai seorang yang "sinting"
Hal itu disampaikan Mansour dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu, (17/7/2024).
"Apa yang akan kalian lakukan untuk memastikan dia bukan orang yang meminta penembakan itu? Dan di sini saya berbicara kepada kalian, Dewan Keamanan. Apa yang akan kalian lakukan untuk menghentikan orang sinting itu agar tidak melanjutkan perang genosida terhadap rakyat Palestina," katanya dikutip dari The National News.
Mansour menuding Netanyahu mengabaikan nyawa warga Palestina maupun para tahanan.
"Dia tidak mempedulikan hukum internasional atau kesusilaan manusia. Dia hanya mempedulikan keberlangsungan politiknya sendiri."
Dikutip dari PressTV, Netanyahu kini tersandung kasus dugaan penyuapan dan penipuan.
Para pengamat mengatakan tindakan memperpanjang perang di Gaza akan mengalihkan fokus masyarakat dari kasus Netanyahu. Di samping itu, perang Gaza juga akan membantunya mengindari dampak yang muncul dari proses hukumnya.
Netanyahu juga dituding sengaja menyabotasi perundingan gencatan senjata yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir.
Seorang pejabat senior Hamas mengklaim Netanyahu sengaja menghambat perundingan.
Netanyahu: Perang akan berlanjut meski ada kesepakatan
Bulan lalu Netanyahu mengatakan perang akan berlanjut meski ada kesepakatan gencatan senjata dengan Gaza.
Baca juga: Muncul Foto 4 Tentara Wanita Israel yang Ditahan Hamas, Keluarga Makin Desak Netanyahu
Dia memberikan sinyal bahwa dia terbuka akan kesepakatan "sebagian" yang bisa memulangkan para sandera yang masih ditahan di Gaza.
Akan tetapi, dia menegaskan tak akan menyetujui perjanjian yang akan menghentikan perang di Gaza.
"Tujuannya ialah memulangkan sandera dan menumbangkan rezim Hamas di Gaza," kata dia kepada Channel 14 pada hari Minggu, (23/6/2024).
Sementara itu, sudah ada puluhan ribu warga Israel yang berunjuk rasa menentang Netanyahu dan pemerintahannya. Mereka meminta adanya pemilu dan kesepakatan untuk memulangkan sandera.
PBB minta gencatan senjata
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sidang DK PBB pada hari Rabu kembali meminta adanya gencatan senjata di Gaza.
Dia menyebut situasi kemanusiaan di Gaza sebagai "noda moral pada diri kita semua".
Menurut Guterres, PBB melakukan segalanya agar bisa menyalurkan bantuan kepada warga Palestina. Dia juga menyinggung warga Israel yang disandera.
Mereka yang disandera juga menderita bersama dengan keluarga mereka dalam waktu yang panjang," kata dia dalam.
"Kita memerlukan gencatan senjata dengan segera dan pembebasan semua sandera tanpa syarat dengan segera."
Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sudah ada lebih dari 38.800 warga Palestina yang tewas. Sebanyak 89.000 lainnya terluka dan masih ada ribuan yang hilang.
Baca juga: Pejabat Hizbullah Mengatakan Benjamin Netanyahu Ingin Perang Berlarut-larut Selama Bertahun-tahun
Adapun dengan mengutip sumber Israel, Guterres mengatakan sudah ada lebih dari 1.500 warga Israel dan warga asing yang tewas, kemudian korban luka mencapai lebih dari 7.000 orang.
Perang di Gaza sudah berlangsung selama lebih dari 8 bulan. Rakyat Gaza saat ini mengalami kelaparan.
Selama berbulan-bulan PBB mencari cara untuk mengangkut dan menyalurkan makanan kepada warga Gaza.
Guterres menyebut sejumlah hambatan dalam penyaluran itu, misalnya pembatasan gerakan dan akses, terbatasnya bahan bakar, serangan terhadap konvoi bantuan, meluasnya kriminalitas di tengah kekacauan, kurangnya perlengkapan keamanan, dan sistem notifikasi kemanusiaan yang tidak efektif.
(Tribunnews/Febri)