Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Knesset Israel Setuju Resolusi yang Tolak Pembentukan Negara Palestina, Perang Bakal Bertahun-tahun

Desakan publik Internasional soal pengakuan Negara Palestina, dianggap Israel sebagai pengakuan sepihak saja

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Knesset Israel Setuju Resolusi yang Tolak Pembentukan Negara Palestina, Perang Bakal Bertahun-tahun
Tangkapan layar Surat Terbuka Hamas, Narasi Kami Operasi Banjir Al-Aqsa
Gerakan Perjuangan Islam Palestina, Hamas baru-baru ini menulis surat terbuka. Surat terbuka berjudul, "Narasi Kami… Operasi Banjir Al-Aqsa" dijelaskan beberapa hal dari latar belakang Operasi Banjir Al-Aqsa, Siapa Hamas, dan lain-lain. 

Knesset Israel Setujui Resolusi yang Menolak Pembentukan Negara Palestina, Perang Lanjut Bertahun-tahun

TRIBUNNEWS.COM - Majelis Umum Knesset Israel pada Kamis (18/7/2024) dini hari, menyetujui rancangan resolusi yang menolak pembentukan negara Palestina.

Keputusan ini merupakan langkah susulan atas keputusan yang diambil oleh Knesset pada bulan Februari lalu untuk menolak pengakuan yang mereka sebut “sepihak” dari publik internasional terhadap negara Palestina.

Baca juga: Anggota Knesset Endus Pengkhianat Israel Jadi Dalang Serangan Banjir Al-Aqsa Hamas, Tuding Mossad?

Resolusi tersebut menyatakan, “Knesset sangat menentang pembentukan negara Palestina di sebelah barat Sungai Yordan,” dan menganggap bahwa “pembentukan negara Palestina di jantung Tanah Israel akan merupakan ancaman nyata terhadap Negara Israel dan  warga negaranya, serta akan menyebabkan berlanjutnya konflik Israel-Palestina dan mengganggu stabilitas kawasan.”

Rancangan resolusi tersebut disampaikan oleh anggota Knesset Zeev Elkin dari partai Harapan baru yang merupakan blok “sayap kanan”.

"Usulan tersebut mendapat dukungan dari oposisi dan koalisi, termasuk partai “Kanan Resmi”, Likud, “Kamp Nasional”, “Shas,” dan “Persatuan Torah Yudaisme.” “Otzma Yehudit,” “Yisrael Beytenu,” dan “Zionisme Religius”," tulis Khaberni.

Mengomentari adopsi resolusi tersebut oleh Majelis Umum Knesset, ketua Partai Kanan Resmi, Gideon Sa'ar, mengatakan kalau resolusi tersebut “bertujuan untuk mengekspresikan penolakan komprehensif yang ada di kalangan rakyat Israel terhadap pembentukan negara Palestina yang akan membahayakan keamanan dan masa depan Israel.”

Dia menambahkan, keputusan tersebut mewakili pesan Israel kepada komunitas internasional, yang menyatakan bahwa “tekanan (internasional) yang bertujuan untuk memaksakan negara Palestina di Israel tidak akan berhasil.”

Berita Rekomendasi

Pada tanggal 21 Februari, Knesset memberikan suara yang sangat mendukung keputusan pemerintah untuk menolak pengakuan sepihak atas negara Palestina, dalam sebuah keputusan yang didukung oleh 99 anggota Knesset, sementara 9 anggota memberikan suara menentangnya.

KEHANCURAN SEPANJANG GARIS PANTAI - Foto aerial kehancuran di sepanjang garis pantai di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel.
KEHANCURAN SEPANJANG GARIS PANTAI - Foto aerial kehancuran di sepanjang garis pantai di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. (tangkap layar twitter)

Perang Terus Berlanjut Bertahun-tahun ke Depan

Resolusi Knesset Israel itu dinilai akan makin memperparah situasi konflik yang sudah pecah dalam Perang Gaza.

Lingkaran serang-balas antara pihak milisi perlawanan Palestian, baik di Gaza dan Tepi Barat, nyaris bisa dipastikan akan direspons dengan kekuatan bersenjata dan kekerasan dari pihak pendudukan Israel.

Belakangan, perang Gaza -juga di Tepi Barat- menyeret sejumlah pihak dan gerakan lain di kawasan yang memicu kekhawatiran pecahnya perang Besar di Timur Tengah.

Baca juga: Bom Rakitan Seliweran, Militer Israel Was-was Terjadi Lebanonisasi Milisi Perlawanan di Tepi Barat

Terlebih, putaran terbaru gencatan senjata antara milisi pembebasan Palestina, Hamas dan pihak Israel berada dalam lingkar kebuntuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dianggap sebagai pihak yang tidak ingin ada penghentian perang sebelum mencapai kemenangan mutlak. 

Surat kabar Maariv mengutip Menteri Kebudayaan Israel Miki Zohar, yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mengatakan bahwa perang akan berlanjut selama bertahun-tahun.

Zohar menilai bahwa pembentukan komite investigasi atas peristiwa Banjir Al-Aqsa saat ini adalah untuk menentukan pihak yang tanggung jawab atas kegagalan mencegah serangan 7 Oktober lalu  oleh Hamas tersebut.

(oln/khbrn/*)

 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas