Menlu Rusia Ungkap Ada Kecurigaan Pihak Israel Ingin Perang di Lebanon, Berupaya Provokasi Hizbullah
Kini, muncul adanya dugaan beberapa pihak di Israel ingin melakukan perang di Lebanon.
Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan Hizbullah, pendukung utamanya Iran, dan pemerintah Lebanon tidak menginginkan perang besar-besaran dengan Israel.
AP melaporkan, serangan udara Israel di Lebanon selatan sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 450 orang.
Di pihak Israel, 21 tentara dan 13 warga sipil tewas akibat bentrokan lintas perbatasan.
Kini, muncul dugaan beberapa pihak di Israel ingin melakukan perang di Lebanon.
"Ada kecurigaan bahwa beberapa kalangan di Israel berusaha mencapai hal itu," kata Sergey Lavrov, Kamis (18/7/2024), dilansir Al Jazeera.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers di markas besar PBB di New York, Lavrov mengatakan sejumlah analis AS dan Eropa mengatakan "eskalasi, seperti yang ditunjukkan oleh perkembangan praktis, adalah sesuatu yang diminati Israel".
“Hizbullah sangat menahan diri dalam tindakannya,” kata Lavrov.
Menurutnya, pemimpin Hizbullah yakni Hassan Nasrallah telah menyampaikan sejumlah pernyataan publik yang menegaskan kembali posisi tersebut.
“Namun, sentimennya adalah ada upaya untuk memprovokasi mereka, dan memprovokasi mereka ke dalam pertempuran besar-besaran,” kata Sergey Lavrov.
Konflik Israel-Hizbullah Dikhawatirkan Jadi Perang Habis-habisan
Diberitakan BBC, ketika perang di Gaza terus berlanjut, muncul kekhawatiran akan pecahnya perang Timur Tengah lainnya.
Konflik Israel dan Hizbullah yang meningkat dikhawatirkan akan menjadi perang habis-habisan.
Baca juga: Hizbullah Peringatkan Israel, Perang Lebanon Akan Dihadapi, Tahu Israel Kekurangan Tank dan Tentara
Perang itu kemungkinan akan menarik milisi yang didukung Iran di Irak dan Yaman.
Konflik Israel dan Hizbullah juga ditakutkan akan menyebarkan bara api di Timur Tengah dan melibatkan Amerika Serikat (AS).
Iran sendiri juga dapat campur tangan secara langsung.
Perserikatan Bangsa-Bangsa kini telah memperingatkan tentang “bencana yang tidak terbayangkan”.
Sebelumnya, Hizbullah menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan sekutu Palestina-nya, Hamas, sejak perang Gaza meletus pada Oktober 2023.
Serangan itu memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di Israel, di mana tekanan politik semakin meningkat untuk tindakan yang lebih keras.
Puluhan ribu warga Lebanon juga telah meninggalkan rumah mereka, menyusul serangan Israel di Lebanon selatan.
Update Perang Israel-Hamas
Koresponden Al Jazeera melaporkan 81 orang tewas dalam serangan yang menargetkan rumah-rumah dan fasilitas PBB di Gaza.
Riyad Mansour, utusan Palestina untuk PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa perang Israel di Gaza adalah “genosida yang paling terdokumentasi dalam sejarah”.
Baca juga: Tak Hanya Gaza, Israel juga Bunuh Anak-anak Warga Negara Suriah di Lebanon
Utusan Washington untuk DK PBB mengatakan ada kemajuan dalam pembicaraan untuk mengadopsi gencatan senjata segera di Gaza hampir empat bulan setelah dewan menuntutnya.
Militer Israel telah melancarkan serangan mematikan di seluruh Gaza dalam beberapa jam terakhir, menewaskan sedikitnya lima orang dalam serangan terhadap sebuah apartemen di az-Zawayda dan dua gadis dalam serangan di Kota Gaza.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Hizbullah, Iran dan pemerintah Lebanon tidak menginginkan "perang besar-besaran" dengan Israel, tetapi "ada kecurigaan bahwa beberapa kalangan di Israel" sedang mencoba mencapainya.
Presiden AS Joe Biden telah terjangkit Covid-19 dan telah melakukan perjalanan ke Delaware untuk mengisolasi diri.
Baca juga: Kelompok yang Serang Truk Bantuan di Gaza Rupanya Dapat Dana hingga Rp 3,2 M dari AS dan Israel
Biden dinyatakan sakit beberapa hari sebelum ia dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington.
Duta Besar Brasil untuk PBB Sergio Franca Danese telah menyerukan diakhirinya aliran senjata yang digunakan dalam tindakan ilegal di Gaza.
Setidaknya 38.794 orang tewas dan 89.364 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)