Bikin Geger Lagi, Menteri Sayap Kanan Israel Ben-Gvir Kunjungi Kompleks Masjid Al-Aqsa
Bikin geger lagi, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Bikin geger lagi, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa, tempat suci yang menjadi pusat perhatian di Kota Tua Yerusalem.
Ben-Gvir mengatakan dia pergi ke lokasi itu untuk berdoa agar tawanan Israel dipulangkan “tetapi tanpa kesepakatan yang gegabah, tanpa menyerah”.
Kunjungan Ben-Gvir pada hari Kamis (18/7/2024) ke Al-Aqsa bisa saja menjadi sebuah ancaman yang dapat mengganggu negosiasi gencatan senjata dalam perang Israel yang telah berlangsung lebih dari sembilan bulan di Gaza.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam kunjungan Ben-Gvir, dengan menyebutnya sebagai hal provokatif yang membahayakan status quo kompleks Yerusalem tersebut.
Masjid ini terletak di kompleks Al-Aqsa, situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam.
Situs ini juga dihormati oleh umat Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount.
Berdasarkan status quo, non-Muslim boleh mengunjungi situs tersebut tetapi tidak boleh beribadah.
Namun, pengunjung Yahudi semakin menentang larangan tersebut, sesuatu yang dianggap Palestina sebagai provokasi, karena khawatir Israel bermaksud mengambil alih situs tersebut.
Hamas mengatakan tindakan Ben-Gvir merupakan “eskalasi berbahaya”.
Militan Palestina yang berperang dengan Israel di Gaza itu pun meminta Organisasi Kerja Sama Islam dan Liga Arab untuk mengambil “tindakan serius guna menghentikan pelanggaran sistemik” terhadap situs suci tersebut.
Pembicaraan gencatan senjata terancam karena Israel meningkatkan serangan
Baca juga: Menteri Israel Ben-Gvir Ternyata Ikut Siksa Petinju Palestina yang Jadi Kerempeng di Penjara
Para negosiator Israel mendarat di Kairo pada hari Rabu (17/7/2024).
Di Mesir, mereka melanjutkan perundingan gencatan senjata, yang tampaknya terhenti setelah seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa kelompok itu menarik diri dari perundingan setelah serangan Israel baru-baru ini terhadap Gaza tetapi siap untuk kembali jika sikapnya berubah.
Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, menuduh Israel sengaja merusak negosiasi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan tawanan karena Israel tidak ingin mengakhiri perang.
Serangan militer Israel di Gaza tengah terus meningkat, dengan 54 warga Palestina tewas dalam 24 jam, kata otoritas Palestina pada hari Kamis.