Israel Kebobolan, Ledakan Drone di Tel Aviv Bunuh 1 Orang, Warga Panik
Israel kebobolan, sistem udaranya tidak mendeteksi drone yang akhirnya meledak di Tel Aviv dan membunuh 1 orang. Houthi diduga sebagai dalang.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah drone meledak di Tel Aviv pada Jumat (19/7/2024) pagi, menyebabkan satu orang tewas dan cedera.
Media Israel melaporkan ledakan besar terdengar di Jalan Ben Yehuda di Tel Aviv di Israel tengah.
"Mayat seseorang ditemukan dengan bekas pecahan peluru akibat ledakan tersebut, dan ambulans memastikan bahwa 3 orang terluka dalam kecelakaan tersebut," lapor media Israel mengutip laporan polisi Israel pagi ini.
Juru bicara kepolisian Israel mengatakan pasukan besar dari kepolisian wilayah Tel Aviv tiba di lokasi kejadian dan menangani insiden tersebut.
Polisi mengumumkan penutupan area ledakan.
"Kami menyerukan warga untuk menghormati instruksi keselamatan dan tidak mendekati atau menyentuh puing-puing atau pecahan yang mungkin mengandung bahan peledak," katanya, seperti diberitakan BBC.
Mereka memastikan pasukannya sedang berupaya mencari dan memeriksa sisa-sisa pecahan peluru untuk mengetahui penyebab ledakan.
Tak lama kemudian, tentara Israel mengumumkan kecelakaan tersebut disebabkan oleh ledakan pesawat tak berawak.
Pengumuman militer tersebut disampaikan setelah Front Dalam Negeri Israel mengonfirmasi sebelumnya tidak ada penetrasi udara ke wilayah tersebut yang terdeteksi, dan sehingga tidak ada sirene yang dibunyikan.
Sementara itu, juru bicara militer kelompok Ansar Allah (Houthi), Yahya Saree, mengatakan akan mengungkapkan rincian operasi yang menargetkan Tel Aviv.
"Operasi spesifik yang menargetkan "Tel Aviv" di Palestina yang diduduki, rinciannya akan diumumkan hari ini," katanya di akun media sosial X, Jumat (19/7/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Israel Bunuh 3 Komandan Hizbullah dan Hamas dalam 1 Hari di Lebanon
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.794 jiwa dan 89.364 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (18/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel