Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arab Saudi: Kerajaan Tidak Punya Keterlibatan dalam Penargetan Hodeidah

Sehari setelah serangan udara Israel menghantam kota Hodeidah, Arab Saudi menegaskan pihaknya tidak ada hubungannya dengan eskalasi terbaru ini.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Arab Saudi: Kerajaan Tidak Punya Keterlibatan dalam Penargetan Hodeidah
Screenshot/Al-Masirah via Jpost
Tangkapan layar dari Al-Masirah yang melaporkan akibat dugaan serangan Israel di Hodeidah, Yaman pada 20 Juli 2024. Sehari setelah serangan udara Israel menghantam kota Hodeidah, Arab Saudi menegaskan pihaknya tidak ada hubungannya dengan eskalasi terbaru ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Sehari setelah serangan udara Israel menghantam kota Hodeidah, Arab Saudi menegaskan pihaknya tidak ada hubungannya dengan eskalasi terbaru ini.

Kerajaan menekankan tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan wilayah udaranya untuk tujuan ofensif, Arab News melaporkan.

"Kerajaan tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam penargetan Hodeidah," tegas Juru bicara Kementerian Pertahanan Saudi, Brigadir Jenderal Turki Al-Malki, dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di aplikasi media sosial, X.




"Kerajaan tidak akan membiarkan entitas mana pun melanggar wilayah udaranya," lanjutnya.

Serangan udara Israel menargetkan depot bahan bakar di kota pelabuhan Hodeidah pada Sabtu (20/7/2024), kemarin.

Tangki bahan bakar dan pembangkit listri Ras Katheeb yang berada di pantai Laut Merah Yaman terbakar setelah dihantam rudal, Al Mayadeen melaporkan.

TV Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan, serangan Israel menghantam pembangkit listrik dan fasilitas penyimpanan bensin, menewaskan tiga orang dan melukai 87 orang.

BERITA TERKAIT

Milisi Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, telah menyerang kapal-kapal komersial yang melewati Laut Merah dan Selat Bab-Al-Mandab sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza di tengah serangan Israel.

Tidak terpengaruh oleh respons cepat Israel kemarin, pejabat Houthi mengancam akan terus menyerang kapal-kapal yang berdagang dengan Israel dan terhadap Israel sendiri.

"Kami menekankan bahwa agresi brutal ini hanya akan memperkuat tekad dan keteguhan rakyat Yaman dan angkatan bersenjata mereka yang gagah berani dalam mendukung Gaza," tulis Mohammed Abdul Sallam, Kepala negosiator Houthi yang bermarkas di Muscat, di X.

Anggota Dewan Syura Houthi Abdul Sallam Jahaf berkata: “Kami akan menanggapi pesta pora Zionis-Amerika ini dengan lebih keras dan kasar.”

Baca juga: Jubir Houthi: Serangan Israel di Hodeidah Adalah Agresi Brutal yang Perdalam Penderitaan Rakyat

Segera setelah agresi Israel, Mohammed Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi di Yaman, menegaskan bahwa "kejahatan Israel ini tidak akan menghalangi kami untuk terus mendukung Gaza. Sebaliknya, akan ada operasi di sini yang akan mengganggu tidur entitas sementara ini."

Senada dengan itu, Mohammed al-Bukhaiti, anggota biro politik gerakan Ansar Allah Yaman, memperingatkan pendudukan Israel bahwa mereka "akan membayar harga atas serangan terhadap fasilitas sipil".

"Kami akan menanggapi eskalasi dengan eskalasi," tegasnya.

lihat fotoPelabuhan Hodeidah terbakar akibat serangan udara Israel pada Sabtu (20/7/2024).
Pelabuhan Hodeidah terbakar akibat serangan udara Israel pada Sabtu (20/7/2024).

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan serangan udara itu dimaksudkan untuk mengirim pesan kepada Houthi bahwa serangan mereka akan selalu menerima pembalasan.

Sehari sebelumnya, pesawat tak berawak Houthi menyergap gedung apartemen di Tel Avis menjelang fajar pada Jumat (19/7/2024).

Satu orang tewas dan 10 orang lainnya terluka dalam serangan tersebut.

"Korban tewas adalah seorang pria berusia 50 tahun yang ditemukan dengan luka parah akibat pecahan peluru di sebuah apartemen yang berdekatan dengan ledakan," kata Roee Klein, seorang paramedis di Magen David Adom, layanan darurat nasional Israel, Middle East Eye melaporkan.

Eskalasi ini menambah panas kekhwatiran akan meletusnya perang regional, Washington Post melaporkan.

Houthi menyebut, pesawat nirawak baru mereka "Yafa", dinamai sesuai dengan sebuah kota tua, yang sekarang menjadi bagian dari Tel Aviv modern.

Kelompok Houthi, yang dikenal sebagai Ansar Allah, mengeklaim pesawat nirawak tersebut mampu melewati sistem intersepsi Israel

Juru bicara militer Houthi, kelompok yang bermarkas di Yaman yang telah meluncurkan pesawat nirawak ke kota Eilat di Israel selatan selama berbulan-bulan, mengatakan di media sosial pada Jumat (19/7/2024) pagi, bahwa kelompok itu akan mengungkapkan rincian tentang "operasi berkualitas" yang menargetkan Tel Aviv.

Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu terjadi beberapa jam setelah angkatan udara Israel menewaskan dua komandan tinggi Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon yang telah terlibat baku tembak dengan Israel.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas