Israel Sebut Perbarui Sekutu Sebelum Bombardir Yaman, Arab Saudi Tak Mau Dikaitkan
Militer Arab Saudi tiba-tiba mengatakan tidak terlibat dalam serangan angkatan udara Israel (IDF) di kota Hodeidah di Yaman.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Militer Arab Saudi tiba-tiba mengatakan tidak terlibat dalam serangan angkatan udara Israel (IDF) di kota Hodeidah di Yaman.
Saudi menegaskan bahwa militernya melarang siapa pun menggunakan wilayah udara Kerajaan untuk tujuan menyerang.
Pada Sabtu (20/7/2024) angkatan udara Israel menyerang gudang minyak Yaman di Pelabuhan Hodeidah yang menyebabkan kebakaran hebat.
Baca juga: Serangan Jet F-35 Israel di Yaman Tewaskan 3 Orang dan 15 Lainnya Terluka, AS Tak Mau Ikut Campur
Kemudian seorang pejabat Israel mengungkapkan bahwa sebelum serangan tersebut, pihaknya telah menambah sekutu lagi.
Alarabiya mengabarkan pejabat yang menolak disebutkan namanya tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai sekutu tersebut.
Namun ia menjelaskan targetnya adalah “penggunaan ganda,” termasuk infrastruktur energi, kata pejabat itu.
“Kerajaan tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam penargetan Hodeidah, dan Kerajaan tidak akan membiarkan entitas mana pun melanggar wilayah udaranya,” kata Brigadir Jenderal Turki Al-Malki, juru bicara Kementerian Pertahanan Saudi, dalam sebuah pernyataan di X, Minggu (21/7/2024).
Dikutip dari Arab News, jet temput IDF menyerang kota Yaman barat yang dikuasai Houthi pada hari Sabtu sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak Houthi di sebuah gedung apartemen di Tel Aviv sebelum fajar pada hari Jumat, yang menewaskan satu warga sipil.
Baca juga: Israel Serang Yaman, F-35 Incar Tangki Minyak di Pelabuhan Hodeidah, Houthi Akui Ada Korban Jiwa
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan serangan udara itu dimaksudkan untuk mengirim pesan kepada Houthi bahwa serangan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja.
Milisi Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, telah menyerang kapal-kapal komersial yang melewati Laut Merah dan Bab-Al-Mandab sebagai aksi simpati terhadap warga Palestina di Gaza di tengah serangan Israel.
TV Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan bahwa serangan Israel menghantam pembangkit listrik dan fasilitas penyimpanan bensin, menewaskan tiga orang dan melukai 87 orang.
Tidak terpengaruh oleh respons cepat Israel, para pejabat Houthi mengancam akan terus menyerang kapal-kapal yang melakukan perdagangan dengan Israel dan Israel sendiri.
“Kami menekankan bahwa agresi brutal ini hanya akan memperkuat tekad dan ketabahan rakyat Yaman dan angkatan bersenjata mereka yang gagah berani dalam mendukung Gaza,” Mohammed Abdul Sallam, kepala perunding Houthi yang berbasis di Muscat, memposting di X.
Anggota Dewan Syura Houthi Abdul Sallam Jahaf berkata: “Kami akan menanggapi pesta pora Zionis-Amerika ini dengan lebih keras dan keras.”