BREAKING NEWS: Joe Biden Mundur dari Pencapresan Amerika Serikat
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden resmi mundur dari bursa pencalonan presiden pada Pilpres 2024.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden resmi mundur dari bursa pencalonan presiden pada Pilpres 2024.
Pengumuman itu disampaikan Joe Biden melalui media sosial resminya, Minggu (21/7/2024) waktu AS atau Senin dini hari waktu Indonesia.
Joe Biden mengaku akan berfokus menyelesaikan tugasnya sebagai Presiden AS di sisa masa jabatannya.
"Meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin demi kepentingan terbaik partai dan negara saya jika saya mundur dan fokus hanya pada pemenuhan tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," ungkap Joe Biden.
Politisi Demokrat itu juga mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah bekerja keras untuk melihatnya terpilih kembali sebagai Presiden AS.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Wakil Presiden, Kamala Harris.
"Dan izinkan saya mengungkapkan penghargaan tulus saya kepada rakyat Amerika atas keyakinan dan kepercayaan yang Anda berikan kepada saya," ujarnya.
Desakan Mundur
Diberitakan sebelumnya, jajak pendapat terbaru ABC News dan Washington Post menunjukkan dua dari tiga warga Amerika Serikat (AS), termasuk banyak pendukung Joe Biden ingin dia mundur dari pencalonan presiden setelah debat beberapa waktu lalu.
Meski begitu, elektabilitas Biden tetap berimbang dengan Donald Trump, calon presiden Partai Republik.
Baca juga: Skenario Internal Partai Demokrat bila Joe Biden Mundur Terkuak, Kamala Harris Calon Kuat Pengganti
Jika pemilihan presiden (pilpres) AS diadakan hari ini, Biden dan Trump masing-masing mendapat dukungan 46-47 persen, hampir sama dengan hasil jajak pendapat ABC/Ipsos pada April yaitu 44-46 persen.
Dilansir ABC News, Kamis (11/7/2024), di antara pemilih terdaftar, hasilnya benar-benar imbang, 46-46 persen.
Jika Wakil Presiden Kamala Harris menggantikan Biden sebagai calon dari Partai Demokrat, Harris mendapat dukungan 49-46 persen melawan Trump di kalangan semua orang dewasa dan 49-47 persen di antara pemilih terdaftar.
Dukungan Harris sedikit lebih baik daripada Biden, meskipun tidak signifikan secara statistik.
Namun debat dua minggu lalu tampaknya merugikan Biden. Sebanyak 67 persen menilai sang petahanan harus mundur dari pencalonan.
Sementara 85 persen mengatakan Biden sudah terlalu tua untuk masa jabatan kedua, angkanya naik dari 81 persen pada April dan 68 persen setahun yang lalu.
Jajak pendapat ini juga menunjukkan Trump unggul 30 poin atas Biden dalam hal ketajaman mental untuk menjadi presiden yang efektif.
Trump juga unggul dalam hal kesehatan fisik untuk menjabat, dan keunggulannya di kedua hal tersebut semakin lebar sejak April.
Namun, pandangan ini mungkin tidak menentukan hasil pemilihan. Tingkat kepuasan publik atas kinerja Biden tetap stabil di angka 36 persen, meskipun lemah.
Biden tetap memiliki rating favorabilitas pribadi yang lebih baik daripada Trump dan unggul 17 poin dalam hal dianggap lebih jujur dan dapat dipercaya.
Kedua kandidat menghadapi tingkat ketidakpercayaan yang tinggi. Sekitar 4 dari 10 warga AS mengatakan keduanya tidak memiliki ketajaman mental atau kesehatan fisik untuk menjabat secara efektif, dan sebanyak itu juga mengatakan keduanya tidak jujur dan dapat dipercaya.
Sebanyak 60 persen mengatakan Trump terlalu tua untuk masa jabatan kedua, naik dari 44 persen pada musim semi 2023.
Sedangkan 50 persen responden mengataka, mengingat penampilannya dalam debat, Trump harus mundur demi calon lain – meskipun sangat sedikit pendukung Trump yang mengatakan demikian.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Hasanuddin Aco)