Populer Internasional: Kok Bisa Belasan Jet Israel Bombardir Yaman, Kamala Harris Resmi jadi Capres
Kabar populer internasional sehari terakhir mulai dari belasan jet tempur Israel bombardir Yaman hingga Kamala Harris jadi capres ganti Joe Biden
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kabar populer di kanal internasional Tribunnews telah terangkum dalam sehari terakhir.
Terbaru dan masih hangat diperbincangkan adalah serangan Israel ke daerah di Yaman.
Belasan jet tempur Israel menyerang Houthi di dekat pelabuhan Hodeidah Yaman pada Sabtu (20/7/2024) waktu setempat.
Serangan itu menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 87 lainnya.
Kemudian percakapan antar-awak pilot pesawat tempur SU-34 Rusia "bocor" di media.
Saluran Telegram Fighterbomber, yang dikenal karena kedekatannya dengan militer Rusia di Ukraina, membagikan dugaan percakapan para kru pesawar saat bertemu dengan rudal Patriot di Ukraina.
Hingga berita mundurnya Joe Biden dari pencapresan dalam ajang Pemilihan Presiden Amerika Serikat.
Keputusan ini diambil pada Minggu (21/7/2024), tepat empat bulan sebelum warga Amerika pergi ke tempat pemungutan suara pada tanggal 5 November 2024 mendatang.
Berikut berita populer internasional dalam sehari terakhir rangkuman Tribunnews:
1. Bagaimana Belasan Jet Tempur Israel Bisa Bombardir Yaman?
Belasan jet tempur Israel menyerang Houthi di dekat pelabuhan Hodeidah Yaman pada Sabtu (20/7/2024) waktu setempat.
Baca juga: 5 Populer Regional: Pemandi Jenazah Vina Cirebon Buka Suara - Korban Rudapaksa Dicabuli Oknum Polisi
Serangan itu menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 87 lainnya.
Serangan dilakukan sehari setelah pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh kelompok yang didukung Iran itu menyerang pusat ekonomi Israel, Tel Aviv .
"Sebagian besar yang terluka menderita luka bakar parah akibat serangan udara yang menargetkan fasilitas minyak dan pembangkit listrik," demikian yang dikutip Kementerian Kesehatan melalui TV Al-Masirah, saluran berita televisi utama yang dijalankan oleh gerakan Houthi Yaman.
Menurut media Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengundang anggota Kabinet Urusan Keamanan dan Politik ke pertemuan luar biasa di Kementerian Pertahanan.
Rapat tersebut berlangsung sekitar empat jam, yang pada akhirnya kabinet menyetujui serangan terhadap Yaman, khususnya pelabuhan Hodeidah di sebelah barat Yaman.
2. Final Destination untuk Israel Disebut Sudah Dekat
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran mengatakan kehancuran adalah takdir terdekat dan terakhir bagi Israel.
Pernyataan itu disampaikan Kemenlu Iran beberapa jam setelah Israel melancarkan serangan ke Yaman pada hari Sabtu, (20/7/2024).
Juru bicara Kemenlu Iran Nasser Kanaani menyebut ribuan siswa di Gaza tewas akibat serangan Israel.
"Dalam agresi brutal yang dilakukan entitas Zionis di Gaza selama hampir 10 bulan ini, sekitar 8.600 mahasiswa adan lebih dari 500 anggota fakultas di Jalur Gaza telah menjadi syuhada," kata Kannadi dikutip dari Saba.
Kanaani menyinggung gedung-gedung sekolah dan lembaga pendidikan yang diserang oleh Israel dengan alasan palsu.
Israel baru-baru ini menyerang Sekolah Al-Falah yang terafiliasi dengan UNRWA, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pengungsi Palestina.
Serangan itu dilaporkan menewaskan dan melukai puluhan warga sipil.
"Para pemimpin penjahat di entitas apartheid itu dan pendukung mereka di Barat harus tahu bahwa tak ada dari tindakan jahat itu yang bisa mengganti rugi kegagalan strategis mereka dalam melawan rakyat Palestina yang sabar dan teguh," katanya.
Kanaani menyebut kehancuran adalah final destination atau "takdir akhir" Israel.
"Entitas yang tak punya pilihan, kecuali untuk melakukan kejahatan demi bertahan hidup, karena kehancuran adalah takdir terdekat dan terakhir mereka."
3. Percakapan Awak Sukhoi SU-34 saat Dikejar Rudal Patriot
Percakapan antar-awak pilot pesawat tempur SU-34 Rusia "bocor" di media.
Saluran Telegram Fighterbomber, yang dikenal karena kedekatannya dengan militer Rusia di Ukraina, membagikan dugaan percakapan para kru pesawar saat bertemu dengan rudal Patriot di Ukraina.
Dikutip dari situs militer Bulgaria, tanggal pasti rekaman tersebut masih belum jelas, dan mereka tidak dapat memverifikasi keasliannya.
Dalam laporannya, Fighterbomber mengatakan, peristiwa tersebut terjadi selama “misi penting yang strategis”.
Rekaman dimulai dengan salah satu pilot bertanya kepada yang lain, “Baiklah, Seryoga, apakah kita akan hidup lebih lama lagi?”
Ungkapan ini diyakini sebagai tanda bahwa awak Su-34 mengetahui bahwa mereka akan memasuki wilayah udara yang lebih kompleks, berbahaya, dan diperebutkan.
4. Joe Biden Mundur, Kamala Harris Resmi jadi Capres Partai Demokrat
Kabar mengejutkan terjadi setelah Joe Biden mundur dari pencapresan dirinya dalam ajang Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada Minggu (21/7/2024).
Keputusan ini diambil empat bulan sebelum warga Amerika pergi ke tempat pemungutan suara pada tanggal 5 November 2024 mendatang.
Mundurnya Joe Biden ini pun mengubah jalannya perlombaan menuju Gedung Putih.
Keputusan ini datang setelah beberapa minggu tekanan yang intens dari rekan-rekan internal kader Partai Demokrat yang menuntut Biden untuk mundur.
Tuntutan ini pun kian memanas setelah penampilan debatnya yang dinilai kurang memuaskan saat melawan kandidat Partai Republik Donald Trump pada akhir Juni lalu.
Dalam surat yang diposting di akun media sosialnya, dia mengatakan bahwa menjadi presiden adalah kehormatan terbesar dalam hidupnya.
"Dan meskipun saya bermaksud untuk mencari pemilihan kembali, saya percaya bahwa ini adalah dalam kepentingan terbaik bagi partai saya dan negara untuk saya mundur dan fokus sepenuhnya untuk memenuhi kewajiban sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," tulisnya dalam pernyataannya.
5. Kemlu RI Ungkap Ada 19 Orang WNI di Hudaidah Yaman
Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) dan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Muscat telah berkoordinasi untuk mencari tau keberadaan para Warga Negara Indonesia (WNI) pascaserangan udara Israel ke Pelabuhan Hudaidah, Yaman, Sabtu (20/7/2024).
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha mengatakan, seluruh WNI yang bermukim di wilayah Hudaidah tak ada yang menjadi korban.
Ada sekitar 19 orang WNI yang menetap di Hudaidah.
"Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban serangan," kata dia kepada wartawan, Minggu (21/7/2024).
Diketahui, serangan tersebut telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Setidaknya ada dua orang tewas dan 80 orang lain terluka seperti yang disampaikan kantor berita kelompok tersebut SABA.
Iran mengecam serangan tersebut.
Juru bicara Kemenlu Iran Nasser Kanaani mengatakan serangan itu menujukkan sifat agresif rezim Zionis.
Israel ingin "menghukum" rakyat Yaman yang mendukung perjuangan rakyat Palestina.
(Tribunnews.com)