South Summit 2024 Digelar di Gwanggyo Korea Selatan Bulan September Mendatang
Sebagai informasi, South Summit lahir pada 2012 ketika terjadi krisis ekonomi yang mempengaruhi kondisi di Benua Eropa, termasuk Spanyol.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - South Summit 2024 dipastikan akan berlangsung di Suwon Convention Center, Gwanggyo, Korea Selatan, 25-27 September 2024 mendatang.
Hal ini disampaikan country directorKilsa Global for Indonesia, Wisnu Nugroho, seperti dikutip Tribun Banten. "KTT di Korea (South Summit,-red)" katanya, Minggu (21/7/2024).
Sebagai informasi, South Summit lahir pada 2012 ketika terjadi krisis ekonomi yang mempengaruhi kondisi di Benua Eropa, termasuk Spanyol.
Acara ini adalah pameran global untuk mempercepat inovasi, membangun hubungan jangka panjang, mengidentifikasi peluang, dan menghasilkan bisnis.
South Summit juga mempromosikan pengembangan industri baru dengan menghubungkan pengembangan usaha dan startup dengan inovasi perusahaan menengah dan besar, dan mendukung perluasan ekosistem startup Korea.
"Kewirausahaan dan inovasi akan menjadi kekuatan pendorong untuk memulihkan perekonomian," ujarnya.
Ancaman Resesi Global
Ekonom Dana Moneter Internasional (IMF) Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan, hanya ada kemungkinan kecil terjadi risiko resesi global.
Hal ini disampaikan di tengah ketidakpastian global yang terus bergejolak. IMF baru saja menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,2 persen pada 2024 dan memproyeksikan tingkat yang sama pada 2025.
“Ketika kita melakukan penilaian risiko berdasarkan data dasar tersebut, kemungkinan terjadinya resesi global sangatlah kecil. Pada titik ini, dibutuhkan banyak hal untuk menggagalkan perekonomian ini. Jadi terdapat ketahanan yang luar biasa dalam hal prospek pertumbuhan,” ujar dia, Rabu (17/4/2024) pekan lalu.
Ia menambahkan, berbagai kabar baik tersebut mencakup kinerja ekonomi yang kuat di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang.
Seiring dengan itu, inflasi dinilai turun lebih cepat dari perkiraan hingga saat ini meskipun pertumbuhan di Eropa melemah.
Sementara itu, di Eropa IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Jerman, Perancis dan Italia, tetapi menaikkannya lebih tinggi untuk Spanyol, Portugal, Belgia dan Inggris.
Perkiraan pertumbuhan ekonomi sejak tahun lalu perlu memperhitungkan peningkatan ketidakstabilan geopolitik.
Apalagi terdapat ketegangan di Timur Tengah yang membayangi pasar minyak.
Hal ini dikombinasikan dengan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Perang ini terbukti memiliki dampak terbesar terhadap harga energi di Eropa pada 2022.
Gourinchas menjelaskan, harga minyak yang meningkat secara signifikan dan terus-menerus sepanjang 2024 dan gangguan lebih lanjut terhadap pengiriman antara Asia dan Eropa akan memicu inflasi pada 2024.
"Kemudian akan menyebabkan bank sentral mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dan membebani pertumbuhan global," imbuh dia.
Berdasarkan perkiraan IMF, kenaikan harga minyak dunia secara konsisten sekitar 15 persen pada 2024 akan mendorong inflasi global sekitar 0,7 persen.
Meskipun demikian, nilai komoditas tersebut sejauh ini terbukti relatif stabil bahkan di tengah meningkatnya ketegangan Israel dan Iran baru-baru ini.
Sumber: Tribun Banten