Kepala Dinas Rahasia AS Didesak Mundur dari Jabatannya karena Dinilai Gagal Lindungi Donald Trump
Ketua Komite Pengawasan DPR AS dari Partai Republik, James Comer, dan petinggi Demokrat, Jamie Raskin meminta Cheatle untuk mundur dari jabatannya.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Galuh Nestiya
TRIBUNNEWS COM, WASHINGTON - Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle menampik seruan bipartisan untuk mengundurkan diri karena kegagalan keamanan yang memungkinkan calon pembunuh melukai calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, dan membuat marah para anggota parlemen dengan menolak memberikan rincian tentang insiden tersebut.
Ketua Komite Pengawasan DPR AS dari Partai Republik, James Comer, dan petinggi Demokrat, Jamie Raskin yang biasanya berselisih pendapat dalam banyak isu masing-masing meminta Cheatle untuk mundur dari jabatannya.
"Komite ini tidak dikenal karena model bipartisannya, dan saya pikir hari ini kita bersatu dengan suara bulat dalam kekecewaan kita," kata Comer kepada Cheatle.
"Kami tidak yakin Anda bisa memimpin."tambah Comer.
Raskin mengatakan Cheatle telah kehilangan kepercayaan kongres pada saat yang sangat mendesak dan menyakitkan dalam sejarah negara ini, dan harus segera mengatasinya."
Selama lebih dari 4,5 jam proses yang seringkali penuh pertentangan, Cheatle menyebut penembakan pada 13 Juli 2024 lalu sebagai kegagalan operasional paling signifikan di Dinas Rahasia dalam beberapa dekade membandingkan kegagalan itu dengan percobaan pembunuhan mantan Presiden Ronald Reagan pada tahun 1981.
Namun dia berulang kali menampik seruan untuk mengundurkan diri, dengan mengatakan pada satu titik bahwa.
"Saya pikir saya adalah orang terbaik untuk memimpin Dinas Rahasia saat ini."ujar Cheatle.
Sidang hari Senin menandai putaran pertama pengawasan kongres atas percobaan pembunuhan di sebuah rapat umum kampanye di luar ruangan di Butler, Pennsylvania.
Trump terluka di telinga, satu peserta rapat umum tewas dan satu lainnya cedera.
Tersangka penembakan, asisten panti jompo berusia 20 tahun Thomas Crooks , tewas di tangan aparat penegak hukum. Tidak jelas apa motif penembakan itu.
Pada hari Rabu, Direktur FBI Christopher Wray akan hadir di hadapan Komite Kehakiman DPR. Ketua DPR Mike Johnson juga akan mengumumkan gugus tugas bipartisan untuk bertindak sebagai titik penghubung bagi investigasi DPR.
Menghadapi klaim Partai Republik bahwa Dinas Rahasia menolak menyediakan sumber daya untuk melindungi Trump, Cheatle mengatakan keamanan untuk mantan presiden itu telah ditingkatkan menjelang penembakan.