Rusia Dituding Rekrut Eksekutor Sabotase Lewat Telegram dan TikTok
Ukraina menuding Rusia terus melakukan rekrutmen terhadap eksekutor sabotase di Eropa melalui media social Telegram dan TikTok.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina menuding Rusia terus melakukan rekrutmen terhadap eksekutor sabotase di Eropa melalui media social Telegram dan TikTok.
Perekrutan dilakukan oleh Unit khusus Direktorat Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia.
Sumber dari pusat investigasi Dossier mengklaim telah memperoleh akses ke dokumen-dokumen terkait dengan penggalangan para pelaku aksi sabotase tersebut.
Baca juga: Kekurangan Tentara, Rusia Tawarkan Gaji Rp 980 Juta per Tahun Bagi Warga yang Mau Tempur di Ukraina
Dikabarkan oleh Ukrainska Pravda, mereka tidak hanya melakukan sabotase di Ukraina, namun juga melakukan aksinya di Eropa.
Detail dari dokumen tersebut mengungkap bahwa agen perekrutan diketuai oleh perwira dari Direktorat Utama Staf Umum yang dipimpin oleh Kolonel Denis Smolyaninov.
Salah satu aksi yang dilakukan oleh eksekutor hasil rekrutan tersebut adalah peristiwa pelemparan bom Molotov di Museum Pendudukan Latvia di Riga, Latvia. Pelaku berjenis kelamin pria itu diklaim merupakan rekrutan Rusia pada awal 2024 lalu.
Selain itu, Sekelompok warga Moldova mengecat gedung-gedung di Paris dan sekitarnya dengan Bintang Daud pada akhir 2023 juga dituding sebagai hasil kerja Rusia.
Tim yang sama bertanggung jawab atas kampanye disinformasi selama perang Israel-Palestina itu direkrut melalui TikTok.
Para agen Smolyaninov mencari eksekutor melalui obrolan pencarian kerja, di kalangan aktivis pro-Rusia, penjahat, atau radikal (baik sayap kanan maupun kiri).
Baca juga: Menlu RI: Keluarnya AS dan Rusia dari Perjanjian Perlucutan Nuklir Ancam Stabilitas Asia Tenggara
Rencanakan Aksi Terorisme
Ukrinform memberitakan Dinas Keamanan Ukraina dan Kepolisian Nasional Ukraina telah menetralisir sekelompok aset Biro Keamanan Federal (FSB) Rusia yang diyakini telah mempersiapkan serangan pembakaran di lokasi ramai di Ukraina, Polandia, dan Negara Baltik.
Operasi kontra intelijen SBU bersama dengan Kepolisian Nasional mencegah serangkaian serangan teroris di Ukraina dan beberapa negara anggota Uni Eropa.
Dari penggerebekan di berbagai wilayah di Ukraina, polisi telah menetralisir sekelompok aset FSB yang merencanakan serangan pembakaran di lokasi keramaian di beberapa negara.
Mereka dituding bermaksud menargetkan pusat perbelanjaan, pompa bensin, apotek, dan pasar di Ukraina, Polandia, dan negara-negara Baltik.
Selama penggerebekan di wilayah Ivano-Frankivsk, aparat penegak hukum menahan pemimpin kelompok dan komplotannya.