Gelandangan dan Pengemis Diusir dari Paris Jelang Pembukaan Olimpiade 2024, Agar Turis Senang
Ratusan migran dan tunawisma termasuk pengemis telah diusir dari Paris saat Olimpiade 2024 dimulai, dan otoritas Prancis dikritik.
Penulis: Hasanudin Aco
"Kami mengurus mereka," katanya.
"Kami tidak benar-benar memahami kritikan tersebut karena kami sangat bertekad untuk menyediakan tempat bagi orang-orang ini."
Ia berbicara saat puluhan polisi menangkap para migran, menghalangi mereka berjalan di jalan dan memasang pita peringatan.
Polisi Bersenjata Ikut Mengawal
Ketika ditanya mengapa ada begitu banyak polisi bersenjata untuk kelompok yang sebagian besar terdiri dari keluarga, Noël Du Payrat mengatakan itu untuk menjaga "perdamaian dan ketenangan".
Bus-bus tersebut tiba pada hari Kamis setelah tiga hari protes oleh ratusan migran dan tunawisma lainnya seperti Nikki, yang tidur di depan kantor pemerintah setempat saat para atlet dan turis membanjiri Paris.
Mereka mengecam pihak berwenang yang membubarkan perkemahan tunawisma dan menuntut akses yang lebih baik ke perumahan sementara.
Di antara mereka adalah Natacha Louise Gbetie, seorang migran berusia 36 tahun dari Burkina Faso, dan seorang putra berusia 1 tahun yang digendongnya di punggungnya.
Gbetie, yang pernah bekerja sebagai akuntan di negaranya, bermigrasi ke kota Montpellier di Prancis selatan bersama anggota keluarganya lima tahun lalu.
Banyak keluarga yang direlokasi oleh otoritas Prancis seperti Gbetie — dari negara-negara Afrika yang pernah dijajah oleh Prancis, termasuk Burkina Faso, Guinea, Pantai Gading, dan Senegal.
Setelah mengalami situasi yang penuh kekerasan, ia pindah ke Paris.
Ia mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan bekerja sebagai pengasuh bayi dan tidur di perumahan umum.
Hal itu berakhir menjelang Olimpiade, ketika ia mengatakan akses ke perumahan sosial dikurangi dan harga penginapan di asrama melonjak.
Ia mengatakan sebagian besar pengusaha di Prancis tidak ingin mempekerjakannya karena ia seorang imigran tanpa status hukum, dan ia merasa ditolak karena partai sayap kanan anti-imigran telah memperoleh kekuasaan yang lebih besar di Prancis.
"Saya pikir Prancis sudah jenuh. Mereka sudah muak dengan para migran, mereka ingin kami meninggalkan negara mereka," kata Gbetie.
#Olimpiade Paris 2024
Halaman ini menampilkan tulisan khusus dengan topik Olimpiade Paris 2024, dapatkan update perkembangan seputar Olimpiade di TribunNews.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.