Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hizbullah Lepaskan Rudal Pertahanan Udara, Pesawat Tempur Israel Pilih Mundur dari Lebanon Selatan

Rudal-rudal pertahanan udara--yang diduga dipasok Iran--itu berhasil memaksa pilot Israel balik kanan alias menyelamatkan diri.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Hizbullah Lepaskan Rudal Pertahanan Udara, Pesawat Tempur Israel Pilih Mundur dari Lebanon Selatan
Ist
Sistem pertahanan udara Hizbullah. Meski diyakini "hanya" memiliki jarak pendek, kehadiran alutsista ini telah membatasi ruang gerak AU Israel dalam beroperasi. 

Kelompok tersebut mengonfirmasi bahwa pesawat nirawak tersebut secara akurat menyerang posisi dan titik penempatan perwira dan tentara, yang mengakibatkan jatuhnya korban.

Pada pukul 18.05, Hizbullah mengatakan para pejuangnya menargetkan lokasi penempatan pasukan pendudukan Israel di dekat kawasan hutan Baram menggunakan persenjataan roket, dan pangkalan militer Ramtha di Perbukitan Kfar Chouba yang diduduki.

Bagaimana Hizbullah bisa Mengimbangi Israel di Medan Perang?

Militer Israel selama ini disebut sebagai salah satu militer terkuat secara kualitatif.

IDF--nama militer mereka-didukung dengan berbagai peralatan canggih. Baik yang diproduksi dalam negeri maupun yang dipasok sekutu-sekutu mereka.

Tank Merkava dan sistem pertahanan Iron Dome, misalnya, adalah "legenda" di dunia militer.

Keduanya disebut alat pertahanan yang nyaris sempurna, dengan berbagai bumbu-bumbu cerita yang kerap dilebihkan.

Saat perang melawan Hamas, cerita-cerita itu perlahan mulai diragukan. Bahkan kemudian menjadi sekadar mitor ketika Israel terlibat konfrontasi terbatas melawan Hizbullah.

Berita Rekomendasi

Bagaimana Hizbullah bisa meredam kecanggihan alutsista Israel?

Hizbullah, telah menggunakan beberapa strategi berteknologi rendah untuk mencoba menghindari teknologi pengawasan canggih milik musuhnya.

Kelompok ini juga telah menggunakan teknologinya sendiri – pesawat nirawak – untuk mempelajari dan menyerang kemampuan pengumpulan intelijen Israel dalam apa yang digambarkan oleh pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, sebagai strategi "membutakan" Israel.

Kedua belah pihak telah saling serang sejak sekutu Palestina Hizbullah di Jalur Gaza, Hamas, berperang dengan Israel pada bulan Oktober.

Sementara pertempuran di perbatasan selatan Lebanon relatif terkendali, serangan yang meningkat dalam beberapa minggu terakhir telah meningkatkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat berubah menjadi perang skala penuh.

Ketika tekanan domestik meningkat di Israel atas serangan Hizbullah, IDF telah menyoroti kemampuannya untuk menyerang para operator kelompok tersebut di seberang perbatasan.

Dalam kunjungan ke Komando Utara Israel, Menteri Pertahanan Yoav Gallant menunjukkan gambar-gambar yang menurutnya adalah komandan Hizbullah yang terbunuh dan mengatakan 320 musuh telah terbunuh hingga 29 Mei, termasuk operator senior.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas