Dituduh Israel, Hizbullah Bantah Serang Lapangan Bola di Majdal Shams, Golan
Hizbullah membantah menyerang lapangan bola di Majdal Shams, Golan pada Sabtu kemarin. Israel menuduh Hizbullah sengaja serang sipil, 12 orang tewas.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Hizbullah Lebanon membantah tuduhan Israel soal jatuhnya roket di lapangan bola yang menewaskan sedikitnya 12 orang di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, pada Sabtu (27/7/2024).
Hizbullah mengatakan tidak terlibat dalam pemboman itu dan menyangkal tanggung jawab mereka atas insiden tersebut.
“Perlawanan Islam di Lebanon dengan tegas menyangkal tuduhan yang dilaporkan oleh beberapa media musuh dan berbagai platform media tentang menargetkan Majdal Shams," kata Hizbullah dalam pernyataannya, Sabtu.
"Kami menegaskan bahwa Perlawanan Islam sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut, dan dengan tegas menyangkal semua tuduhan palsu terkait hal ini," lanjutnya.
Pejabat hubungan media Hizbullah, Muhammad Afif, juga membantah dengan tegas mereka menargetkan kota Majdal Shams, dalam sebuah wawancara dengan Al-Mayadeen.
Hizbullah juga merilis daftar serangan yang menargetkan militer Israel pada Sabtu (27/7/2024):
- Pukul 07.58 waktu setempat, menargetkan peralatan mata-mata di Miskvam
- Pukul 08.25 waktu setempat, menargetkan markas militer Israel di Al-Jardah
- Serangan udara yang menargetkan posisi perwira dan pasukan lapis baja Israel di barak Yitfah
- Menargetkan sistem teknis mata-mata di Al-Manara dan penempatan tentara Israel di sekitarnya
- Menargetkan bangunan yang dipakai tentara Israel di Al-Manara
- Pukul 16.40 waktu setempat, menargetkan peralatan mata-mata di Al-Samaqa di perbukitan Kafr Shuba
- Menargetkan posisi artileri Israel di Al-Zaourah dengan puluhan roket Katyusha
- Menargetkan markas Brigade Hermon di Barak Maale Golani dengan roket Katyusha
- Pukul 17.20 waktu setempat, menargetkan barak Ramin (markas batalion yang kini ditempat Brigade Golani) dengan rudal Burkan
- Menargetkan markas besar Batalyon Sahel di barak Beit Hilal dengan puluhan roket Katyusha
- Menargetkan Barak Zabdin (markas besar batalion Brigade Hermon) dengan roket Katyusha dan peluru artileti.
Sejumlah serangan itu dilakukan sebagai respons atas serangan Israel di Kota Kafr Kila dan Kota Markaba di Lebanon.
Sementara itu, pakar militer Omar Maarbouni berpendapat Hizbullah tidak memiliki target militer di Majdal Shams dan jika ada, Hizbullah belum memutuskan untuk menargetkan sipil.
Ia mengatakan ledakan itu sangat mungkin terjadi karena kegagalan rudal pencegat dari Iron Dome Israel atau mungkin militer Israel sengaja membom tempat tersebut untuk mengambil keuntungan.
"Ini berarti dalam beberapa jam mendatang kita akan menghadapi situasi yang berbeda," katanya, merujuk pada kemungkinan serangan Israel di Lebanon.
Baca juga: 12 Orang Tewas Gegara Iron Dome Israel Gagal Cegat Drone Hizbullah di Golan
Sebelumnya, militer Israel menuduh Hizbullah adalah dalang serangan roket yang jatuh di lapangan bola di Majdal Shams pada Sabtu kemarin.
"Hizbullah menembakkan sekitar 40 proyektil ke arah Israel utara selama 3 serangan terpisah. Sebuah serangan teridentifikasi di wilayah Majdal Shams selama salah satu serangan tersebut. IDF, bekerja sama dengan MDA, berada di lokasi kejadian, mengevakuasi mereka yang terluka," kata militer Israel di akun X @IDF, Sabtu.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.
Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.258 jiwa dan 90.589 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (27/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel