Murka Iran Gegara Israel Tuduh Hizbullah Ngebom Golan, Ultimatum 3 Hal: Kami Tak Takut
Iran turun tangan karena Israel menyebut Hizbullah menjadi aktor di balik serangan roket di Golan
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Iran turun tangan karena Israel menyebut Hizbullah menjadi aktor di balik serangan roket di Golan pada Sabtu (27/7/2024).
Melalui duta besarnya untuk Lebanon, Mojtaba Amani, Iran menjawab tuduhan Israel yang juga menganggap Iran membersamai Hizbullah meluncurkan serangan ke kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan.
Dalam serangan itu, pihak berwenang Israel mengklaim 12 orang, termasuk anak-anak tewas dalam serangan roket di lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan pada hari Sabtu.
Duta Besar Iran Mojtaba Amani menulis di akun X tentang sikap Iran atas perlakuan Israel seperti dikutip dari Shafaq.
Amani menguraikan tiga hal yang disebutnya 'tiga larangan'.
"Pertama, kami tidak memperkirakan peluncurannya, dan kami menganggap peluangnya sangat kecil karena persamaan gaya yang diterapkan."
“Kami tidak menginginkannya karena Republik Islam Iran selalu berupaya meredakan ketegangan di kawasan".
"Kami tidak takut, dalam arti sebenarnya, dan musuh-musuh kami dapat membayangkan apa yang dapat kami lakukan dengan kekuatan, kemampuan, dan pertahanan perlawanan kami."
Ia juga menyebut khususnya untuk Israel karena menyalahkan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran atas serangan terhadap Majdal Shams, dan bersumpah bahwa kelompok tersebut akan membayar harga yang mahal atas serangan tersebut.
Bantahan Hizbullah
Mehr melaporkan, situs web berbahasa Ibrani yakni Ynet mengumumkan Hizbullah telah menjalin komunikasi dengan PBB atas tuduhan Israel.
Baca juga: Seniman Asal Inggris Pasang Poster Spesial untuk Israel di Olimpiade: Juara Satu Olahraga Membunuh
Peringatan Hizbullah datang beberapa jam setelah Israel memojokkan Hizbullah.
Surat kabar Ynet mengutip sumber-sumber Lebanon, mengabarkan bahwa Hizbullah telah memberi tahu UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian internasional yang bertanggung jawab menjaga perdamaian di Lebanon selatan, bakal merespons setiap tindakan Israel.
Bahkan jika tindakan tersebut akan menimbulkan gejolak termasuk perang habis-habisan.
“Jadi setiap orang harus bertindak dengan tanggung jawab,” tegas Hizbullah.
Hizbullah sepenuhnya membantah terlibat dan bertanggung jawab atas serangan mematikan di desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan Suriah, yang bertentangan dengan klaim Israel mengenai masalah tersebut.
Sumber lokal di Dataran Tinggi Golan mengatakan bahwa serangan itu disebabkan oleh pencegat anti-roket Israel yang menghantam lapangan sepak bola.
Balas Dendam Israel
Israel dilaporkan telah memulai serangan balasannya terhadap Hizbullah di Lebanon selatan pada Minggu (28/7/2024) pagi waktu setempat.
Ledakan terdengar di kota pesisir Tyre dan beberapa desa di sepanjang perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dan Lebanon selatan.
Sejumlah lokasi yang terkena serangan Israel di antaranya, Kota pelabuhan Tyre di Lebanon selatan, Kota Abbasiya di dekat Tyre, Burj al-Shemali di dekat Tyre yang menjadi lokasi kamp pengungsi Palestina.
Selain itu, serangan tersebut juga menghantam sebuah ladang di antara kota Chmistar dan Taraiyya di Lembah Bekaa, yang menjadi benteng Hizbullah di Lebanon timur, seperti diberitakan Al Jazeera.
Sebelumnya, militer Israel mengancam akan membalas serangan roket Hizbullah yang menewaskan 12 orang dan melukai 40 orang di lapangan bola di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, pada Sabtu (27/7/2024).
Hizbullah membantah terlibat dan bertanggung jawab dalam serangan tersebut.
Kelompok tersebut mengatakan roket itu jatuh karena sistem pertahanan udara Israel gagal mencegatnya.
Sementara militer Israel menuduh Hizbullah bertanggung jawab dan berjanji akan membalas serangan tersebut.
"Informasi intelijen kami jelas. Hizbullah bertanggung jawab atas pembunuhan anak-anak dan anak laki-laki yang tidak bersalah," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari di akun X @IDF, Sabtu.
"Apa yang terjadi di Majdal Shams sangat berbahaya dan kami akan merespons dengan cara yang tepat," tambahnya.
Baca juga: Israel Siap Balas Hizbullah usai Serangan Roket di Golan, Netanyahu Buru-buru Pulang dari AS
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga memberikan ancaman terhadap Hizbullah.
“Hizbullah akan membayar harga yang sangat mahal, yang belum pernah dibayarnya hingga saat ini,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, Sabtu.
Sebelumnya, militer Israel mengklaim setidaknya ada 40 proyektil yang diluncurkan dari Lebanon selama 3 serangan terpisah pada Sabtu kemarin, di mana salah satunya jatuh di Majdal Shams, Golan.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.
Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.258 jiwa dan 90.589 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (27/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
Lokasi Haniyeh Bocor
Penyebab kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh masih menjadi sorotan belakangan ini.
Tuduhan dilayangkan oleh pihak yang memasangkan spyware ke dalam ponsel Haniyeh melalui sebuah aplikasi.
Sputnik menuliskan, laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan serangan tersebut difasilitasi oleh WhatsApp.
Spyware diduga dipasang di ponsel Haniyeh melalui akun WhatsApp miliknya.
Demikian menyebabkan mudahnya pelacakan lokasi tempat Haniyeh berada saat itu juga.
Laporan awal yang dibuat oleh jurnalis yang berkantor di Brussels, Elijah J Mangier, menyatakan Haniyeh dibunuh setelah melakukan percakapan dengan putranya.
"Kala itu lokasi Haniyeh terlacak," ungkap jurnalis di wilayah tersebut meski tidak menyebutkan sumber informasinya.
Perangkat lunak mata-mata yang dimaksud diduga mirip dengan perangkat lunak Pegasus terkenal yang dikembangkan oleh firma intelijen dunia maya Israel NSO Group.
Namun, belum ada sumber lain yang menguatkan klaim Mangier.
Hingga kini, Meta, induk perusahaan yang menaungi WhatsApp, belum mengomentari masalah ini.
Kabarnya, pihak Meta telah meningkatkan upaya untuk menghapus referensi ke Hamas dari platformnya.
Yang terbaru adalah penghapusan postingan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Times of Israel melaporkan pada tanggal 1 Agustus.
“Biarlah ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta: Hentikan tindakan pengecut ini,” tulis Anwar di laman media sosialnya.
Seperti diberitakan, Haniyeh yang awalnya berdiam di pengasingan di Qatar dikabarkan tewas dalam ledakan di Teheran dini hari 31 Juli 2024 waktu setempat menurut Korps Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Haniyeh sedang mengunjungi Iran untuk pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, dilaporkan menginap di sebuah wisma di kompleks Al-Zahra di distrik Zafaraniyeh, Teheran.
Di tempatnya menginap, siaga tindakan pengamanan tingkat tinggi, termasuk pengawalan keamanan dari unit polisi khusus Iran untuk perlindungan VIP.
Kemudian sekitar pukul 01.45 waktu setempat, sebuah pesawat kecil tak berawak menargetkan kamar Haniyeh dengan tepat.
Serangan tersebut juga mengakibatkan tewasnya pengawal Haniyeh.
Pejabat keamanan Iran sebelumnya telah memperingatkan potensi ancaman terhadap Haniyeh dari Israel.
Bukti visual setelah kematian Haniyeh menunjukkan bangunan Al-Zahra di sisi barat bekas kompleks istana kerajaan Saadabad mengalami kerusakan yang sangat kecil sehingga lantai atasnya tetap utuh, hanya kerusakan ringan di lantai tempat ia menginap.
Sumber-sumber keamanan setempat menyatakan, tidak seperti laporan awal mengenai serangan yang dilakukan dari luar perbatasan Iran, operasi tersebut dilakukan secara lokal dalam lingkup yang dekat dengan kompleks istana sebagaimana ditunjukkan oleh radius ledakan.
Bangunan tinggi terdekat yang dapat dilihat secara langsung dari kompleks Al-Zahra adalah gedung Senator Palace di dekatnya.
Tidak ada indikasi dari kepolisian atau keamanan setempat bahwa peluncuran lokal direncanakan dari gedung kondominium mewah tersebut.
Pemimpin Hamas tiba di Teheran awal minggu ini dan menghadiri acara di parlemen dan pameran di dekat Menara Milad sebelum kembali ke kediamannya.
Baik Hamas maupun pejabat Iran belum memberikan komentar publik mengenai insiden tersebut.
Pihak berwenang Israel pun belum membuat pernyataan.
Setelah kematian Haniyeh, Pemimpin Iran Ali Khamenei menegaskan, waktunya untuk membalas dendam atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayahnya.
“Rezim Zionis kriminal dan teroris telah membunuh tamu terkasih kami di dalam rumah kami dan membuat kami berduka, namun hal itu membuka jalan bagi hukuman berat yang akan dijatuhkan kepadanya,” kata Ali Khamenei dalam pesannya.
Israel telah meningkatkan upayanya dalam beberapa minggu terakhir untuk menyingkirkan musuh-musuhnya, dengan serangan di beberapa negara di Lebanon yang menewaskan orang nomor dua di kelompok Syiah Hizbullah dan Yaman pada tanggal 20 Juli.
Serangan terhadap terminal minyak Hodeidah menimbulkan kepulan asap dan api.
Sementara penduduk kota melaporkan ledakan besar yang datang dari area pelabuhan menyusul serangan udara Israel terhadap kota itu.
Serangan itu terjadi sehari setelah rezim Yaman yang tidak diakui menyerang negara itu dengan pesawat tak berawak rancangan Iran di dekat kedutaan besar AS di pusat Tel Aviv , menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel