Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belasan Negara Keluarkan Travel Warning ke Lebanon Pasca Ancaman Invasi Israel ke Beirut

Negara yang menerbitkan travel warning tersebut antara lain Inggris, Prancis, Belanda, Irlandia, Norwegia, Swedia, Denmark, dan Australia.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Belasan Negara Keluarkan Travel Warning ke Lebanon Pasca Ancaman Invasi Israel ke Beirut
Anadolu
Bandara Beirut di ibukota Lebanon. Belasan mengeluarkan travel warning atau larangan bagi warga negaranya bepergian ke Lebanon di tengah adanya peningkatan ketegangan antara Israel dengan Hizbullah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Belasan mengeluarkan travel warning atau larangan bagi warga negaranya bepergian ke Lebanon di tengah adanya peningkatan ketegangan antara Israel dengan Hizbullah.

Negara yang menerbitkan travel warning tersebut antara lain Inggris, Prancis, Belanda, Irlandia, Norwegia, Swedia, Denmark, dan Australia.

Kedutaan Amerika Serikat (AS) dalam laman resminya menyarankan warganya untuk segera pergi meninggalkan Lebanon.

Sementara bagi pelancong yang saat ini masih terjebak di Lebanon, kedutaan meminta masyarakat AS untuk mendaftar Program Pelancong Cerdas agar mereka dapat menerima informasi terbaru terkait pelacakan lokasi dalam keadaan darurat.

“Kami terus menyarankan agar warga Australia tidak bepergian ke Lebanon. Warga Australia di Lebanon harus segera meninggalkan negara itu selagi penerbangan komersial masih tersedia,” tulis pengumuman yang dirilis kedutaan Australia di kutip dari Anadolu.

“Mengingat dampak baru-baru ini di Majdal Shams, Belgia menarik kembali imbauan perjalanan negatifnya untuk semua perjalanan ke Israel, Yerusalem, Wilayah Palestina & Lebanon. Warga Belgia harus meninggalkan Lebanon. Belgia mengutuk keras serangan ini,” kata Kementerian Luar Negeri Belgia di media sosial X.

Israel Bersiap Invasi Lebanon

Berita Rekomendasi

Travel warning dirilis tepat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapat lampu hijau untuk menyerang Hizbullah di Lebanon dalam 24 jam ke depan.

Pejabat tinggi Israel menjelaskan izin serangan ke Lebanon diberikan untuk merespons serangan yang belakangan dilakukan Hizbullah, seperti baru-baru ini Hizbullah dituding telah melakukan serangan rudal hingga menewaskan 12 anak-anak dan remaja di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Hizbullah berulang kali menyangkal bertanggung jawab atas insiden tersebut, meski begitu militer Israel tetap mempertahankan tuduhannya terhadap gerakan Perlawanan.

“Hizbullah bertanggung jawab atas ini dan mereka akan membayarnya. Kami akan mengenai musuh dengan keras,” tutur Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Untuk mempercepat invasi, kabarnya kavaleri tank dan kendaraan lapis baja Israel mulai dikirim ke wilayah utara yang berbatasan dengan Lebanon.

Iran Pasang Badan Lindungi Lebanon

Pasca Netanyahu bersiap melakukan serangan besar-besaran, Iran mengungkap bahwa dirinya siap pasang badan melindungi Lebanon.

Iran bahkan tak segan melakukan serangan balik Ke Israel apabila nekat menyerang Hizbullah yang ditudingnya berada di balik serangan ke Dataran Tinggi Golan.

Baca juga: Hizbullah Gerak Cepat, Evakuasi Para Petinggi Dari Lebanon Usai Israel Ancam Gelar Invasi Dadakan

Selain memberikan dukungan finansial, residen baru Iran Masoud Pezeshkian juga berjanji bakal memberikan dukungan militer kepada Hizbullah, yang dibentuk atas inisiatif Garda Revolusi Iran setelah musuh bebuyutan Israel menyerbu Beirut pada tahun 1982.

Pernyataan tersebut disampaikan Pezeshkian kepada pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah lewat kantor berita resmi Iran, IRNA.

Baca juga: Terowongan Hizbullah: Tempat Berlindung dari Serangan Darat Israel

Dukungan ini dilontarkan Pezeshkian sebagai salah satu bentuk program kebijakan luar negeri pertama sejak kemenangannya dalam pemilihan presiden Iran putaran kedua.

“Republik Islam Iran selalu mendukung perlawanan rakyat di kawasan itu (Hizbullah) terhadap rezim Zionis yang tidak sah."

"Dukungan terhadap perlawanan ini berakar pada kebijakan fundamental Republik Islam Iran, cita-cita mendiang Imam Khomeini, dan arahan Pemimpin Tertinggi, dan akan terus berlanjut dengan kekuatan,” tegas Pezeshkian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas