Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ismail Haniyeh Tewas di Teheran usai Hadiri Inagurasi Presiden Iran Baru Masoud Pezeshkian

Ismail Haniyeh tewas bersama pengawalnya usai menghadiri acara inagurasi terkait pelantikan Presiden Iran yang baru.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Ismail Haniyeh Tewas di Teheran usai Hadiri Inagurasi Presiden Iran Baru Masoud Pezeshkian
ANWAR AMRO / AFP
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengadakan konferensi pers selama kunjungannya ke Dar al-Fatwa, otoritas agama Sunni tertinggi Lebanon, di Beirut pada 22 Juni 2022. Ismail Haniyeh tewas bersama pengawalnya usai menghadiri acara inagurasi terkait pelantikan Presiden Iran yang baru. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas bersama dengan pengawalnya di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) waktu setempat.

Berdasarkan pernyataan resmi dari Hamas, Haniyeh tewas akibat serangan Israel.

Dikutip dari BBC, tewasnya Haniyeh terjadi usai dirinya menghadiri acara inagurasi pasca pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezezhkian yang disumpah pada Selasa (30/7/2024).




Sementara, dikutip dari CNN, Pasukan Garda Nasional Iran (IRGC) menyatakan pihaknya masih melakukan penyidikan terkait tewasnya Haniyeh.

IRGC menyebut Haniyeh dan pengawalnya tewas saat berada di penginapannya di Teheran.

"Kediaman Ismail Haniyeh, kepala Biro Politik Hamas, diserang di Teheran, dan sebagai akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya menjadi martir," demikian pernyataan resmi dari IRGC.

Pada kesempatan yang sama, IRGC juga menyampaikan duka cita atas meninggalnya Haniyeh.

BERITA TERKAIT

Sebagai informasi, Haniyeh mulai menduduki jabatan puncak Hamas ketika memenangkan pemilu pada tahun 2006 dan menjadi Perdana Menteri Palestina sampai tahun 2014.

Selain itu, Haniyeh juga pernah menjadi Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina tetapi berujung dipecat oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Setelah itu, dia menjadi Kepala Biro Politik Hamas pada tahun 2017 menggantikan Khaled Mashal.

Dikutip dari Aljazeera, sebenarnya, Haniyeh memang sudah menjadi tokoh dan pemimpin senior di Hamas selama lebih dari 20 tahun.

Baca juga: Kronologi Israel Bunuh Bos Hamas Ismail Haniyeh di Iran, Diserang Rudal saat Tidur

Di sisi lain, dia menjadi salah satu tokoh ternama yang pernah masuk dalam daftar teroris global ketika Donald Trump masih menjadi Presiden AS.

Hal ini buntut dari langkah yang ditempuh Trump setelah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menunjukkan dukungan terhadap pemerintahan Israel pimpinan Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu.

70 Anggota Keluarga Haniyeh Tewas akibat Serangan Israel

Sebelumnya, 70 anggota keluarga Haniyeh terlebih dahulu tewas akibat serangan Israel.

Dilansir Aljazeera, peristiwa tewasnya anggota keluarga Haniyeh terjadi pada 25 Juni 2024 lalu ketika Israel melakukan serangan udara di kamp pengungsi Shati di Gaza Utara.

Dalam serangan tersebut, 10 anggota keluarga Haniyeh tewas termasuk saudara perempuannya, Zahr Haniyeh.

"Ada 10 martir ... sebagai akibat dari serangan itu, termasuk Zahr Haniyeh, saudara perempuan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh," kata Juru Bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Basal.

Haniyeh menuturkan 70 anggota keluarganya tewas itu terjadi sejak perang meletus di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Hal ini diketahui dari pengakuan Haniyeh saat diwawancarai Aljazeera Arabic pada 10 April 2024 lalu.

Ketika itu, Haniyeh menyebut tiga anaknya yang bernama Hazem, Amir, dan Mohammad serta para cucunya tewas karena serangan Israel saat hari raya Idul Fitri di Gaza.

Baca juga: Hamas dan IRGC Sebut Ismail Haniyeh Tewas di Iran karena Serangan Israel

Dia mengungkapkan anak dan cucunya itu berencana untuk berkunjung ke kerabat dalam rangka perayaan Idul Fitri di kamp pengungsian Shati.

Haniyeh pun mengungkapkan saat itu, dengan tewasnya tiga anak dan cucunya, total sudah ada 60 anggota keluarganya yang tewas.

"Melalui darah para martir dan rasa sakit dari mereka yang terluka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan bangsa kita," ujarnya, seraya menambahkan bahwa sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakan-keponakannya, telah terbunuh sejak dimulainya perang.

Haniyeh pun mengecam kebrutalan Israel yang turut menyasar keluarganya tersebut.

Kendati demikian, saat itu, dia menegaskan pemimpin Hamas tidak akan mundur meski keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran.

"Tidak diragukan lagi bahwa musuh kriminal ini didorong oleh semangat balas dendam dan semangat pembunuhan serta pertumpahan darah, dan tidak mematuhi standar atau hukum apa pun," kata Haniyeh.

"Kami telah melihatnya melanggar segala sesuatu di tanah Gaza. Ada perang pembersihan etnis dan genosida. Ada pengungsian massal," tegasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas