Ismail Haniyeh Tewas, Bagaimana Masa Depan Perundingan Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas?
Menyusul terbunuhnya Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, masa depan perundingan gencatan senjata perang di Gaza menjadi penuh tanya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
“Pria ini (Haniyeh) bisa saja menandatangani perjanjian pertukaran tahanan dengan Israel,” kata Saleh al-Shannar, yang mengungsi dari rumahnya di Gaza utara, kepada The Associated Press.
“Mengapa mereka membunuhnya? Mereka membunuh perdamaian, bukan Ismail Haniyeh," ucapnya.
Nour Abu Salam, seorang perempuan pengungsi, mengatakan pembunuhan itu menunjukkan bahwa Israel tidak ingin mengakhiri perang dan menciptakan perdamaian di wilayah tersebut.
“Dengan membunuh Haniyeh, mereka menghancurkan segalanya,” katanya.
Pentingnya gencatan senjata Gaza
Setelah terbunuhnya pemimpin Hamas, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan gencatan senjata Gaza sangat penting untuk mencegah konflik menyebar ke seluruh wilayah.
"Kami telah bekerja sejak hari pertama bukan hanya untuk mencoba mencapai tempat yang lebih baik di Gaza, tetapi juga untuk mencegah konflik menyebar, baik itu di utara dengan Lebanon dan Hizbullah, baik itu di Laut Merah dengan Houthi, baik itu Iran, Suriah, Irak, sebut saja," kata Blinken dalam sebuah forum di Singapura.
“Kunci utama untuk memastikan hal itu tidak terjadi, dan kita dapat bergerak ke tempat yang lebih baik, adalah mencapai gencatan senjata.”
Sementara itu, pejabat Israel, yang belum mengomentari pembunuhan Haniyeh, mengatakan bahwa pembicaraan gencatan senjata akan dilanjutkan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)