Ismail Haniyeh Tewas, PM Qatar: Bagaimana Mediasi Bisa Sukses jika Israel Bunuh Negosiator Hamas?
PM Qatar sebut Israel tidak serius dengan negosiasi gencatan senjata setelah membunuh Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas di Iran.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengutuk Israel atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, saat beristirahat dalam kunjungannya di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
PM Qatar berpendapat, Israel tidak serius dalam perundingan gencatan senjata dengan Hamas yang ditengahi oleh mediator Qatar dan Mesir.
"Pembunuhan politik dan terus berlanjutnya penargetan warga sipil di Gaza sementara perundingan terus berlanjut membuat kita bertanya, bagaimana mediasi dapat berhasil jika satu pihak membunuh negosiator di pihak lain?" kata PM Qatar di akun X, @MBA_AlThani_, Rabu.
"Perdamaian membutuhkan mitra yang serius dan sikap global terhadap pengabaian terhadap kehidupan manusia," lanjutnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk keras pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel.
Qatar menganggapnya sebagai kejahatan keji dan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir gagal menyepakati gencatan senjata permanen untuk pertukaran tahanan antara warga Israel dan Palestina.
Sejauh ini, upaya para mediator untuk menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas telah terhambat oleh penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap seruan Hamas untuk menghentikan permusuhan.
Israel Bunuh Ismail Haniyeh
Sebelumnya, sejumlah media Iran, IRNA dan sumber media Al Hadath melaporkan pembunuhan Ismail Haniyeh dalam serangan rudal yang menargetkan kediamannya di Teheran.
"Pembunuhan Ismail Haniyeh terjadi pada pukul 02.00 waktu Teheran, dengan rudal langsung diarahkan ke tubuhnya," kata Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya kepada wartawan dalam konferensi pers di Teheran, Rabu.
Baca juga: Ali Khamenei Minta Iran Serang Israel usai Bos Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran
"Rudal tersebut menghancurkan jendela, pintu dan dinding kamarnya," lanjutnya, seperti diberitakan Sky News.
Ismail Haniyeh terbunuh bersama rekannya, Wassim Abu Shaaban.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam (PIJ), Ziad al-Nakhalah, tinggal di lantai dua gedung yang sama tempat Ismail Haniyeh menginap.
Media pemerintah Iran melaporkan bahwa Ismail Haniyeh tinggal di kediaman khusus yang diperuntukkan bagi veteran perang Iran.
Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan investigasi sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana serangan itu terjadi.
“Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengetahui keadaan operasi teroris ini, seperti lokasi penembakan rudal," katanya.
Ismail Haniyeh terakhir kali terlihat di Teheran saat upacara pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, di dalam Parlemen Iran.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Sementara itu, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.400 jiwa dan 90.996 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (30/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel