Pentagon Dibikin Gusar oleh Rudal Hipersonik Baru Rusia, Oreshnik: Kremlin Hadiahi Korut Misil Udara
Kamis kemarin meluncurkan rudal balistik hipersonik baru – Oreshnik – terhadap fasilitas industri militer di Ukraina.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat benar-benar dibuat gusar oleh pemakaian rudal hipersonik baru Rusia yang dipakai Kremlin untuk menghajar wilayah Ukraina.
Di sisi lain Rusia sangat berterima kasih kepada Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, atas pengerahan bala bantuan pasukan tempurnya untuk membantu militer Rusia dalam perang melawan Ukraina yang diback up Barat.
Sebagai hadiahnya, Kremlin menghadiahi Pyongyang, misil udara.
Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan, rudal hipersonik Rusia yang baru diuji coba menimbulkan ancaman bagi Ukraina.
Namun begitu, dia menolak peringatan Presiden Rusia Vladimir Putin kepada NATO sebagai “retorika sembrono” dan bukan ancaman yang dapat dipercaya.
Hari Kamis kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa militer negara tersebut meluncurkan rudal balistik hipersonik baru – Oreshnik – terhadap fasilitas industri militer di Ukraina.
Serangan tersebut merupakan respons terhadap apa yang digambarkan Putin sebagai “tindakan agresif negara-negara anggota NATO,” yang memperingatkan bahwa Moskow berhak menargetkan fasilitas militer di negara-negara yang mengizinkan senjata mereka digunakan di wilayah Rusia.
Rusia menembakkan rudal balistik jarak menengah hipersonik ke kota Dnipro di Ukraina pada hari Kamis sebagai tanggapan terhadap izin AS dan Inggris terhadap Kyiv untuk menyerang wilayah Rusia dengan senjata canggih Barat, yang merupakan eskalasi lebih lanjut dari perang yang telah berlangsung selama 33 bulan.
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidato yang disiarkan televisi, mengatakan Moskow menyerang fasilitas militer Ukraina dengan rudal balistik hipersonik jarak menengah baru yang dikenal sebagai "Oreshnik" (hazel) dan memperingatkan bahwa serangan lebih lanjut mungkin akan terjadi setelahnya.
Dia mengatakan warga sipil akan diperingatkan sebelum serangan lebih lanjut dengan senjata tersebut.
Pada konferensi pers hari itu juga, Singh mengatakan, “senjata apa pun yang akan digunakan di medan perang benar-benar merupakan ancaman bagi Ukraina.”
“Jadi, ini adalah jenis kemampuan mematikan baru yang digunakan di medan perang. Jadi hal ini tentu menjadi kekhawatiran kami. Dan kami akan melakukannya – saya belum memiliki penilaian mengenai dampaknya saat ini, namun hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran kami,” kata Singh kepada wartawan.