Tahun Ini Israel Tidak Diundang ke Upacara Peringatan Bom Atom di Nagasaki
Tahun ini, Israel tidak akan diundang ke upacara peringatan pengeboman atom Nagasaki tahun 1945, 9 Agustus 2024 mendatang.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
Dalam sebuah posting di X, Duta Besar Israel untuk Jepang, Gilad Cohen, menggambarkan keputusan Nagasaki sebagai “sangat disesalkan".
"Israel menjalankan hak dan kewajiban moralnya sepenuhnya untuk membela diri dan warga negaranya dan akan terus melakukannya. Tidak ada perbandingan antara Israel, yang diserang secara brutal oleh organisasi teroris dan konflik lainnya, setiap upaya untuk menampilkannya sebaliknya mendistorsi kenyataan," katanya.
Israel telah berulang kali menolak tuduhan dari para kritikus termasuk kelompok hak asasi manusia dan para ahli bahwa negara itu telah melanggar hukum humaniter internasional dengan tanggapannya yang luas terhadap serangan Hamas.
Negara itu berpendapat bahwa perangnya ditujukan kepada Hamas, bukan Palestina.
Undangan kontroversial
Upacara di Nagasaki akan berlangsung di Taman Perdamaian kota itu pada tanggal 9 Agustus, menandai hari ketika militer AS menjatuhkan bom atom kedua di Jepang, tiga hari setelah Hiroshima.
Para pejabat Nagasaki sebelumnya telah menunjukkan keengganannya untuk menerima Israel menghadiri acara tersebut.
Pada bulan Juni, Suzuki mengirim surat ke Israel yang menyerukan gencatan senjata di Gaza, namun menunda undangan ke upacara tersebut karena risiko "situasi yang tidak terduga" seperti protes, menurut Kyodo News.
Pada hari Rabu, Suzuki mengatakan dia belum melihat perubahan apa pun dalam beberapa minggu terakhir yang akan mengurangi risiko mengundang Israel.
Baca juga: Jepang Marah, Senator AS Minta Israel Jatuhkan 2 Bom Atom ke Gaza seperti Hiroshima-Nagasaki
Pihak berwenang Hiroshima tampaknya tidak memiliki masalah keamanan yang sama, meskipun telah mengesampingkan Rusia dan Belarus untuk "memastikan upacara berjalan lancar," menurut seorang juru bicara.
Kedua negara telah dikecualikan dari acara tersebut sejak 2022 ketika Moskow menginvasi Ukraina.
Rusia menggunakan Belarus sebagai salah satu landasan peluncuran serangannya dan kemudian memindahkan beberapa senjata nuklir taktisnya ke sana.
Beberapa aktivis lokal dan pendukung perdamaian menuduh otoritas Hiroshima menerapkan standar ganda karena mengecualikan Rusia dan Belarus tetapi mengizinkan Israel untuk ambil bagian.
"Ini bukan standar ganda. Kebijakan kami adalah mengundang semua negara. Namun, Rusia dan Belarus merupakan pengecualian karena invasi Ukraina," kata juru bicara pemerintah kota Hiroshima kepada CNN bulan lalu.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)