Ekstrimis Sayap Kanan Inggris Menggila, Jarah Pertokoan Bakar Hotel Gara-gara Termakan Hoaks
Ratusan ekstrimis sayap kanan mulai menggila, menjarah sejumlah sejumlah pertokoan di kawasan di Southport.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM – Aksi penikaman yang menewaskan 3 bocah dalam kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport, Inggris, memicu tindakan anarkis para ekstrimis sayap kanan dan menjelma menjadi kerusuhan terburuk di Inggris dalam 13 tahun terakhir.
Dalam cuplikan video yang beredar di sosial media X terlihat ratusan ekstrimis sayap kanan mulai menggila, menjarah sejumlah sejumlah pertokoan di kawasan di Southport.
Sebuah toko minuman keras bahkan tak luput jadi sasaran jarahan ekstrimis sayap. Sementara rekaman video selanjutnya di media sosial menunjukkan toko-toko terbakar.
Sambil meneriakkan kalimat kalimat nasionalisme "Inggris" dan "Oh, Tommy Tommy", 700 anggota sayap kanan yang memakai topeng atau penutup kepala dari jaket mulai mengamuk di alan, membakar hotel penampungan pengungsi di Rotherham, Inggris, pada Minggu (4/8/2024).
Mereka tak segan melempar potongan balok kayu dan batu hingga jendela-jendela hotel yang digunakan untuk menampung para migran di Rotherham hancur total.
Kemarahan massa yang membabi buta setidaknya membuat 10 orang anggota polisi dilaporkan mengalami luka serius. Salah satu di antaranya sampai tidak sadarkan diri.
Imbas kerusuhan yang meluas, media lokal Mirror mencatat beberapa petugas keamanan di pusat kota Liverpool juga menjadi korban amukan massa hingga dua petugas harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Penyebab Kerusuhan di Inggris
Kerusuhan terparah yang pernah melanda Inggris terjadi buntut Insiden penusukan yang terjadi sepekan lalu yang menewaskan tiga anak perempuan yakni Bebe King (6 tahun), Elsie Dot Stancombe (7 tahun), dan Alice Dasilva Agular (9 tahun).
Insiden penusukan ini sontak memicu kemarahan warga, yang kemudian dimanfaatkan kelompok sayap kanan ekstrim untuk menyebarkan informasi palsu.
Di media sosial X, Kelompok-kelompok sayap kanan menyebarkan informasi bahwa pelaku penikaman merupakan seorang imigran yang menggunakan pakaian muslim kuno.
Mereka dengan sengaja menyebarkan informasi palsu ini untuk memobilisasi aksi protes anti-Muslim dan anti-imigran di Inggris.
Imbas kerusuhan di Inggris, Umat Muslim Takut ke Masjid
Meski kerusuhan mulai sedikit mereda, namun Warga Muslim di Inggris dilaporkan takut untuk beribadah di masjid. Kekhawatiran itu dampak dari kerusuhan anti-imigran yang meluas di negara tersebut sejak pekan lalu.
"Ada peningkatan tingkat kekhawatiran di warga Muslim dan kami dengar beberapa individu berkata mereka takut ke masjid atau pusat Islam karena takut diserang."
"Banyak masjid membatalkan acara," kata Direktur Tell Mama, Iman Atta, dikutip dari The National.
Baca juga: Kerusuhan di Inggris Terus Meningkat, Malaysia Minta Warganya di Britania Hindari Pusat Keramaian
"Kami mendapatkan peningkatan laporan perihal warga Muslim Inggris takut akan keselamatannya," sambung Iman Atta.
Khawatir kerusuhan bakal terulang, pemerintah mengumumkan telah menawarkan sejumlah masjid perlindungan lebih.
Perdana Menteri Inggris Raya Keir Starmer dilaporkan mulai menggelar rapat kabinet darurat untuk menangani ekstremis yang menyebarkan kebencian.
Otoritas kehakiman Inggris dilaporkan siap menggelar pengadilan beruntun selama 24 jam untuk mengadili tersangka kerusuhan.