Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Tambah Syarat Negosiasi: 150 Tahanan Palestina Harus Diasingkan ke Qatar dan Turki

PM Israel Netanyahu menambah syarat negosiasi yang mengharuskan 150 tahanan Palestina diasingkan ke Qatar dan Turki setelah pertukaran dengan Israel.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Israel Tambah Syarat Negosiasi: 150 Tahanan Palestina Harus Diasingkan ke Qatar dan Turki
ABIR SULTAN / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat Kabinet di Kirya, Tel Aviv pada tanggal 31 Desember 2023. --- Netanyahu menambah syarat negosiasi yang mengharuskan 150 tahanan Palestina untuk diasingkan ke luar negeri. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menambahkan sejumlah syarat pada perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.

Netanyahu menambahkan syarat yang mengharuskan semua "tahanan berat" yang akan dibebaskan dari penjara di Israel untuk diasingkan ke luar negeri.

"Para tahanan akan dideportasi ke negara-negara seperti Turki atau Qatar, dan bukan ke Jalur Gaza atau Tepi Barat," menurut laporan Channel 13, Minggu (4/8/2024).

“Ini adalah perubahan lain pada garis besar proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden AS Joe Biden,” lanjutnya.

Menurut laporan tersebut, perubahan apa pun pada garis besar pada tahap ini akan merugikan peluang untuk mencapai kesepakatan.

Menurut rincian negosiasi, masalah tersebut berkaitan dengan pengasingan sekitar 150 tahanan berat yang diperkirakan akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan.

"Ini bukanlah kudeta yang bertentangan dengan garis besar proposal Presiden AS Joe Biden, namun rencana tersebut menetapkan akan ada pengasingan setidaknya 50 tahanan Palestina di luar negeri," kata orang-orang yang dekat dengan Netanyahu.

BERITA TERKAIT

Sementara itu, pembicaraan terkait negosiasi tahanan yang ditengahi Mesir dan Qatar menjadi terhambat setelah Israel diduga membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, saat berada di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Setelah pembunuhan itu, delegasi Israel yang dipimpin oleh kepala Mossad, David Barnea, dan kepala Shin Bet, Ronan Bar, berangkat ke Kairo pada Sabtu (3/8/2024) untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan pertukaran dan gencatan senjata.

Delegasi Israel kembali ke Israel pada Sabtu sore, seperti diberitakan Anadolu Agency.

Sumber-sumber Mesir mengatakan Hamas memberi tahu Mesir bahwa pembunuhan Haniyeh membekukan komunikasi tersebut untuk sementara waktu.

Baca juga: Tidak Kurang dari 10.000 Tentara Israel yang Tewas dan Juga yang Terluka dalam Pertempuran di Gaza

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.583 jiwa dan 91.398 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (4/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas