Mantan PM Rishi Sunak Kecam Kerusuhan di Inggris: Mereka Harus Hadapi Hukuman Berat
Rishi Sunak mengecam kerusuhan yang terjadi di Inggris dalam unggahannya di X.
Penulis: tribunsolo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Mantan Perdana Menteri Rishi Sunak mengecam kerusuhan yang terjadi di Inggris dalam unggahannya di media sosial X, Minggu (4/8/2024).
Rishi Sunak menyatakan, kerusuhan tersebut tidak ada hubungannya dengan penusukan di Southport pada Senin (29/7/2024), melainkan hanya aksi kekerasan dan kriminalitas.
“Pemandangan mengejutkan yang kita lihat di jalanan Inggris tidak ada hubungannya dengan tragedi di Southport,” tulis Sunak di akun X pribadinya, @RishiSunak.
“Ini adalah perilaku kekerasan dan kriminal yang tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita,” kata Sunak dalam unggahan yang dikutip Senin (5/8/2024).
Sunak menambahkan, polisi mendapat dukungan dari masyarakat untuk menangani orang-orang yang membuat kerusuhan tersebut secara cepat dengan hukuman yang berat.
“Polisi mendapat dukungan penuh dari kami untuk menangani para penjahat ini dengan cepat dan mereka harus diberi hukuman yang berat,” katanya mengakhiri unggahan tersebut.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi dipicu oleh kemarahan warga terhadap tragedi penikaman tiga gadis di Southport.
Pada Rabu (31/7/2024), kerusuhan tersebut melukai lebih dari 20 polisi di luar sebuah masjid wilayah Inggris barat laut.
Dilansir AP News, para pengunjuk rasa, yang menurut polisi merupakan English Defence League yang berhaluan kanan ekstrem, tampaknya dipicu oleh rumor palsu di internet tentang identitas tersangka.
Polisi mengatakan, nama yang beredar di media sosial disebarkan oleh aktivis sayap kanan dan akun-akun yang tidak jelas asal usulnya.
Informasi mengenai tersangka yang lahir di wilayah Inggris bertentangan dengan klaim daring bahwa ia adalah seorang pencari suaka.
Baca juga: Fakta-fakta Kerusuhan di Inggris: Faktor Pemicu hingga Kota-kota yang Terdampak
Seorang anggota parlemen setempat, Patrick Hurley mengatakan, kekerasan yang dilakukan oleh pengunjuk rasa merupakan hasil dari propaganda dan kebohongan yang disebarkan di media sosial.
Dia menambahkan, misinformasi yang ada di internet tidak hanya berdampak dalam dunia maya, tetapi juga di kehidupan nyata.
"Misinformasi ini tidak hanya ada di peramban internet dan ponsel orang-orang. Ini berdampak di dunia nyata," katanya.
Di sisi lain, kerusuhan tersebut semakin meluas dari menyerang ke masjid-masjid hingga ke hotel-hotel penampung para pencari suaka.
Dikutip dari CNN Internasional, para perusuh membakar dan menerobos masuk ke dalam hotel-hotel yang digunakan untuk menampung para pencari suaka di Inggris utara pada Minggu.
(mg/Mardliyyah)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)