Warga Asing Berbondong-bondong Tinggalkan Lebanon Khawatir Perang Iran Vs Israel Meletus
Warga asing mulai meninggalkan Lebanon sejak Minggu (4/8/2024) waktu setempat menyusul rencana Iran dan sekutunya Hizbullah menyerang Israel.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, LEBANON - Warga asing mulai meninggalkan Lebanon sejak Minggu (4/8/2024) waktu setempat menyusul rencana Iran dan sekutunya Hizbullah menyerang Israel.
Al Arabiyah melaporkan Lebanon diperkirakan akan menjadi garis depan perang Iran Vs Israel.
Sementara itu warga asing terlihat mengantre panjang di bandara Beirut hingga hari ini.
Diantara mereka ada parapelancong yang memperpendek liburan musim panas karena maskapai penerbangan telah membatalkan penerbangan dan meningkatnya kekhawatiran akan perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah (Iran).
"Saya tidak senang pergi. Saya ingin menghabiskan seluruh musim panas di Lebanon lalu kembali bekerja di Prancis," kata Joelle Sfeir kepada AFP di ruang tunggu bandara.
"Namun penerbangan saya dibatalkan dan saya terpaksa memesan tiket lain hari ini," katanya.
Maskapai Penerbangan Tangguhkan Penerbangan ke Lebanon
Beberapa maskapai penerbangan telah menunda atau menangguhkan penerbangan ke Lebanon.
Beberapa negara juga telah mengeluarkan seruan mendesak warganya segera meninggalkan Lebanon.
Maskapai penerbangan global seperti United, Delta, British Airways, Swiss, Lufthansa, Air France, KLM, Saudi Arabia Airlines, ITA Airlines, Singapore Airlines dan Air India mengumumkan pembatalan penerbangan sebagai respons terhadap perkembangan terkini di Timur Tengah.
Baca juga: Menlu AS: Iran dan Hizbullah akan Menyerang Israel dalam 24 Jam ke Depan
Maskapai penerbangan dari AS, Eropa, dan Asia telah menangguhkan penerbangan ke Israel dan Lebanon, dengan alasan masalah keamanan menyusul perkembangan terkini di Timur Tengah.
Keputusan tersebut menyusul pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh pada hari Rabu di Teheran.
Pembalasan yang diperkirakan akan terjadi dari Iran terhadap Israel telah meningkatkan risiko keamanan, sehingga berdampak pada operasi maskapai penerbangan.
United Airlines yang mengoperasikan 14 penerbangan mingguan antara New York dan Israel, telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 6 Agustus 2024.
Delta Airlines AS juga menangguhkan penerbangan ke Israel, dan British Airways membatalkan penerbangannya ke negara tersebut pada hari Rabu.
Bandara Lebanon Pernah Jadi Sasaran Perang Tahun 2006
Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri adalah satu-satunya bandara di Lebanon.
Bandara ini pernah menjadi sasaran perang saudara di negara itu dan pertempuran sebelumnya dengan Israel, termasuk dalam perang terakhir antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2006.
Di ruang keberangkatan bandara nampak keluarga duduk di kursi, anak-anak berbaring di pangkuan orang tua mereka, sementara penumpang mengawasi tumpukan tas dan memeriksa layar televisi untuk keberangkatan penerbangan ke negara tujuan seperti Istanbul, Amman, dan Kairo.
Ketegangan dan pembatalan penerbangan telah mengacaukan rencana perjalanan bagi banyak warga Lebanon yang bekerja atau belajar di luar negeri dan yang biasanya menggunakan liburan musim panas tahunan mereka untuk mengunjungi kerabat dan teman di kampung halaman.
Warga Asing Takut Terjebak di Lebanon
Gretta Moukarzel, yang mengelola agen perjalanan di dekat Beirut, mengatakan bahwa dia “menerima banyak panggilan telepon dari klien yang ingin pergi dan takut terjebak di Lebanon.”
"Menemukan tempat duduk menjadi sulit karena banyaknya penerbangan yang dibatalkan dan meningkatnya permintaan, terutama untuk negara-negara Eropa," katanya kepada AFP melalui telepon.
“Sejumlah besar warga Lebanon yang datang ke Lebanon untuk berlibur telah membatalkan reservasi mereka,” tambahnya.
Penumpang juga menunggu dalam antrian panjang di bilik check-in dan lagi-lagi untuk melewati pemeriksaan keamanan.
Sirine Hakim, 22, mengatakan dia telah menghabiskan hampir tiga minggu di Lebanon untuk menemui keluarga dan harus pergi karena komitmen pekerjaan di luar negeri.
“Saya seharusnya berangkat kemarin, tetapi penerbangan saya ditunda,” katanya.
Di sepanjang jalan bandara yang melintasi pinggiran selatan Beirut, benteng Hizbullah, sebuah papan iklan besar menunjukkan gambar Haniyeh dari Hamas dan Shukr dari Hizbullah yang bertuliskan: “Kami akan membalas dendam.”
Sementara para diplomat berupaya mencegah potensi konflik Iran Vs Israel.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Raja Yordania Abdullah II mengatakan eskalasi militer regional harus dihindari.
"Dngan segala cara," kata kantor kepresidenan Prancis setelah mereka melakukan panggilan telepon.
Dengan aksi militer besar-besaran dari gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dan gerakan lain yang sudah diperkirakan sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berkata “Jika mereka berani menyerang kami, mereka akan membayar harga yang mahal.”